JAKARTA INSIDER - Pemilu 2024 semakin mendekat, dan debat capres yang berlangsung di Istora Senayan, Jakarta, Minggu malam, menjadi panggung bagi para calon presiden untuk memaparkan visi dan kebijakan mereka.
Salah satu poin yang mencuat dalam debat capres 2024 kali ini adalah pandangan Ganjar Pranowo, calon presiden nomor urut 1, terkait keamanan siber dan peran Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dalam pertahanan Indonesia.
Dalam debat capres 2024, Ganjar Pranowo menegaskan bahwa perlu ada upaya konkret untuk memperkuat BSSN agar mampu menjawab tantangan keamanan siber di era teknologi modern.
Baca Juga: Prabowo Subianto menegaskan Indonesia tidak pernah gagal hutang dan diintevensi negara lain
Dalam menjawab pertanyaan seputar kebijakan akses teknologi dan pengembangan pertahanan Indonesia, Ganjar Pranowo menekankan pentingnya membangun security system yang handal.
Menurutnya, selain memfokuskan pada pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan infrastruktur yang memadai, kecepatan internet dan kualitas grafik juga harus menjadi prioritas.
Namun, Ganjar Pranowo menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur yang baik harus diiringi dengan upaya pencegahan korupsi.
Baca Juga: Penguatan Peran Indonesia di ASEAN, Solusi Anies Baswedan untuk Atasi Konflik Laut China Selatan
Baginya, penyalahgunaan dalam membangun sistem infrastruktur dapat menjadi masalah serius yang sulit diselesaikan.
Dalam konteks ini, Ganjar Pranowo menyatakan bahwa potensi Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) memiliki peran penting dalam memberangkatkan generasi muda Indonesia ke dunia teknologi.
Namun, penting juga untuk memberikan ruang bagi mereka yang kembali untuk berkontribusi di dalam negeri.
Selain itu, Ganjar Pranowo juga menyoroti kolaborasi yang dapat dibangun antara LPDP dan kepolisian dalam mengatasi tantangan keamanan siber.
Menurutnya, pendirian cyber institution dan pengangkatan duta besar cyber dapat menjadi langkah strategis untuk menghadapi ancaman di dunia maya.
Debat capres yang diikuti oleh tiga calon presiden ini memperlihatkan kompleksitas isu-isu yang dihadapi Indonesia dalam menghadapi era digital.