JAKARTA INSIDER - Dinasti politik, fenomena yang semakin merasuk dalam ranah politik Indonesia, kini semakin terlihat dengan jelas dalam era pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).
Dalam kajian yang dilakukan oleh Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion, Dedi Kurnia Syah, terkuaklah kenyataan bahwa intervensi politik yang dilakukan oleh kelompok terdekat Jokowi bukan hanya merusak tatanan demokrasi, tetapi juga mengancam kestabilan hukum dan politik di negeri ini.
Menurut Dedi, kecerdikan Jokowi dalam membentuk opini pembelaan, meskipun pada posisi yang seharusnya keliru, menjadi momok yang meresahkan.
Baca Juga: Pembuktian netralitas Jokowi: Tindakan nyata diperlukan, bukan sekadar omongan
"Jokowi memiliki keahlian membangun opini pembelaan, meskipun dia dalam posisi yang keliru, tetapi mahir memutar situasi justru menjadi benar," ungkap Dedi.
Penting untuk dicatat bahwa keberhasilan Jokowi dalam mengamankan dukungan politik ini ternyata tidak hanya membuatnya semakin berkuasa, tetapi juga meruntuhkan sikap kesatria lawannya, Prabowo Subianto.
"Dan memprihatinkannya, Prabowo yang seharusnya menjadi ksatria justru terlibat dalam tindakan nepotis ini," tambah Dedi.
Baca Juga: Relawan Rumah Jokowi kecewa, lepas baju di depan Puan Maharani, serukan dukungan untuk Ganjar
Intervensi politik yang dijalankan oleh kelompok orang dalam lingkaran Jokowi bukan hanya terbatas pada pembenaran opini pembelaan semata.
Mereka juga diduga terlibat dalam kampanye politik, melanggar instruksi langsung dari Jokowi agar pejabat bersikap netral.
"Dengan adanya anggota kabinet seperti Raja Juli Antoni, Bahlil Lahadalia, Budi Arie, dan lainnya dalam aktivitas kampanye Gibran, itu sudah jelas bahwa Presiden menjadi sumber masalah," tegas Dedi.
Sebuah contoh konkret dari keberanian kelompok ini dalam melanggar aturan adalah Anwar Usman, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), yang secara terbuka melawan putusan MK yang mencopotnya dari jabatannya.
Dedi menegaskan bahwa sikap pongah Anwar Usman dapat diartikan sebagai hasil dari dukungan yang diterimanya dari Jokowi.