Baca Juga: Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bersantai dengan keluarga setelah pisah dengan Anies Baswedan
Partai Demokrat akhirnya mencabut dukungannya untuk Anies Baswedan. Pilihan politik yang tersisa bagi Anies pun semakin terbatas.
Menurut Dahlan Iskan, bergabung dengan PDI-Perjuangan adalah tidak mungkin karena hubungan yang buruk antara Mega dan SBY.
Begitu juga dengan kemungkinan berpasangan dengan Prabowo yang tampaknya tidak memiliki arti yang signifikan.
Sementara itu, dengan masuknya Golkar dan PAN ke koalisi Gerindra, situasi politik semakin rumit.
Baca Juga: Anies-Muhaimin, gabungan kuat NU dan PKS menuju kemenangan Pilpres 2024
Partai-partai tersebut memiliki kekuatan besar di parlemen, sehingga tambahan dukungan dari Partai Demokrat tidak memiliki pengaruh yang besar.
Bahkan PKB, yang sebelumnya dianggap penting, bisa merasa tersisih.
Dahlan Iskan juga menyoroti keberanian Cak Imin dalam mengambil keputusan.
Ia menekankan bahwa Cak Imin bukanlah politisi picisan dan memiliki pemikiran yang strategis.
Cak Imin juga sadar bahwa Anies sangat membutuhkan kemenangan di Jawa Timur (Jatim), sementara Anies yakin bisa meraih sukses di Jawa Barat (Jabar).
Dahlan Iskan juga menyindir soal kontroversi kardus durian yang melibatkan Cak Imin, tetapi Cak Imin tampaknya tidak takut dengan konsekuensi hukumnya.
Baginya, langkah politik yang diambil jauh lebih penting.
Yang menarik adalah bahwa duet Anies-Cak Imin adalah duet antara seorang habib keturunan Ba Alawy dan seorang Gus keturunan Wali Songo.