Hal ini menyebabkan kemarahan publik dan mengancam stabilitas pemerintahan.
Sejumlah alasan muncul mengapa Anies Baswedan akhirnya dicopot dari jabatannya sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Salah satunya adalah penyalahgunaan kepercayaan yang diberikan oleh Presiden Jokowi.
Baca Juga: Amerika Serikat Kunjungi China, Blinken: Kami tidak mendukung kemerdekaan Taiwan!
Anies seharusnya melaporkan dan memberitahu presiden tentang rencana pengembalian tongkat tersebut, serta mengoordinasikan penyerahan dengan baik.
Namun, dalam pembelaannya, Anies Baswedan menyatakan bahwa dirinya menerima tongkat tersebut atas seizin presiden.
Saat Presiden Jokowi berhalangan hadir di acara di Galeri Nasional yang dijadwalkan untuk penyerahan tongkat, Anies diwakilkan untuk menerima tongkat tersebut.
Menurutnya, tindakan ini merupakan hal yang lazim dalam protokol pemerintahan ketika seorang menteri mewakili presiden.
Meskipun demikian, penjelasan Anies Baswedan tidak mampu menghentikan gelombang kritik yang membanjiri publik.
Banyak yang meragukan kejujuran niat dan motivasi Anies dalam menerima tongkat tersebut.
Kehadiran tongkat Pangeran Diponegoro pada saat itu juga dipertanyakan, mengingat tingkat keamanan dan kerahasiaan yang diberlakukan dalam pengembaliannya.
Kontroversi ini menyoroti pentingnya integritas dan transparansi dalam kepemimpinan politik.***
Artikel Terkait
Zulkifli Hasan Memberikan Dukungan untuk Kaesang Pangarep Maju sebagai Calon Walikota Depok
Ganjar Pranowo Dapat Sambutan Meriah di Nusa Tenggara Barat dengan Keakraban TGB Bajang dari Partai Perindo
Susilo Bambang Yudhoyono: Memimpikan Rekonsiliasi antara Partai Demokrat dan PDIP Melalui Jokowi dan Megawati
Amerika Serikat Kunjungi China, Blinken: Kami tidak mendukung kemerdekaan Taiwan!
Sambutan Hangat Presiden Jokowi untuk Kaisar Jepang: Indonesia dan Jepang Perkokoh Hubungan Bilateral