JAKARTA INSIDER - Dalam pertemuan antara Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken, dengan pemimpin China, Xi Jinping, sikap AS terhadap kemerdekaan Taiwan kembali ditegaskan.
Blinken dengan tegas menyatakan bahwa AS tidak mendukung deklarasi kemerdekaan yang dilakukan oleh pemerintah Taiwan, yang dianggap sebagai provinsi yang memberontak oleh Republik Rakyat China (PRC).
Pernyataan Blinken ini merupakan bagian dari upaya untuk meredakan ketegangan yang terjadi antara Washington dan Beijing.
Baca Juga: Kontroversi di White House: Model Transgender Tanpa Pakaian Atas di Taman Resmi
Meskipun demikian, AS tetap menjadi salah satu pemasok senjata utama bagi militer Taiwan, dan Presiden Joe Biden telah menyatakan beberapa kali bahwa AS akan membela Taiwan jika China melancarkan invasi.
Secara resmi, pernyataan ini tidak mengindikasikan perubahan kebijakan AS, mengingat AS telah lama menjaga ketidakjelasan strategis terhadap Taiwan dengan memasok senjata kepada mereka sambil menghindari kontak diplomatik resmi.
Meskipun kunjungan Blinken ke China berfokus pada upaya untuk "menstabilkan" hubungan bilateral yang memburuk, pembicaraan tentang meningkatkan komunikasi militer antara kedua negara, terutama terkait Taiwan, tidak berhasil mencapai kesepakatan.
Kedua belah pihak menyatakan kesiapan untuk melanjutkan pembicaraan lebih lanjut, tetapi masih belum jelas apakah mereka bersedia mengubah posisi mereka dalam beberapa isu yang menjadi sumber ketegangan, seperti perdagangan, hak asasi manusia, dan isu-isu keamanan regional.
Meskipun demikian, Blinken dan Xi menyatakan kepuasan mereka atas kemajuan yang dicapai selama dua hari pertemuan tersebut, meskipun tidak diungkapkan secara rinci mengenai area kesepakatan yang telah dicapai.
Dalam konteks kunjungan ini, AS berharap dapat memulai kembali dialog tingkat tinggi antara kedua negara dan meningkatkan komunikasi yang lebih baik.
Baca Juga: Donald Trump Resmi Ditahan: Mantan Presiden Amerika Serikat Pertama yang Menghadapi Tuntutan Federal
Namun, masih banyak permasalahan yang harus diselesaikan dan kerja keras yang harus dilakukan agar hubungan antara AS dan China mencapai tingkat yang lebih baik dan stabil.***
Artikel Terkait
Donald Trump Resmi Ditahan: Mantan Presiden Amerika Serikat Pertama yang Menghadapi Tuntutan Federal
Kontroversi di White House: Model Transgender Tanpa Pakaian Atas di Taman Resmi
Susilo Bambang Yudhoyono: Memimpikan Rekonsiliasi antara Partai Demokrat dan PDIP Melalui Jokowi dan Megawati