JAKARTA INSIDER - Panggung partai politik (parpol) nasional menyajikan sebuah pertunjukkan yakni saling goda dan saling sandera.
Adanya saling goda dan sandera dipicu oleh ambang batas minimal suara, dalam pengajuan Capres dan Cawapres.
Saling goda dan sandera, dipertontonkan dipanggung politik menjelang Pilpres 2024.
Dalam Rakernas PDIP, Puan Maharani menyebut nama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai bakal Cawapres potensial yang masuk dalam radar PDIP, bahkan nama AHY disebut dua kali oleh ketua PDIP.
Penyebutan nama AHY oleh Puan Maharani merupakan hal yang menarik , pasalnya selama ini hubungan kedua parpol tidka harmonis.
Penyebutan nama AHY, dinilai sebagai godaan terhadap demokrasi yang sudah bergabung dalam koalisi pengusung Anies .
Baca Juga: Nasib Kevin/Marcus bakalan dipisah atau tetap berpasangan bakal diumumkan usai Indonesia Open 2023
Namun begitu, godaan Puan ditepis oleh AHY, Ketua umum partai Demokrat itu, menyatakan tetap akan berada dalam koalisi perubahan.
“Diantaranya perlu ada kekuatan yang tunggal saling melengkapi, saling menguatkan termasuk harapan kalau ada pendamping yang memiliki latar belakang program tidak sebagai perwira pendidikan dan TNI misalnya,” tutur AHY dalam pidatonya beberapa waktu lalu. Sebagaimana dikutip dari kanal youtube tvone news.
Dalam hal ini, pakar komunikasi politik Karim Suryadi mengatakan, godaan dalam dinamika politik menjelang Pilpres sebagai sebuah kegenitan bagaimana dengan goda-menggoda menurutnya hanyalah sebuah kegenitan partai politik.
“Dia merasa elit yang merasa diperhatikan lalu goda menggoda sebab menurut saya, saya tidak membaca sebuah permainan politik yang menarik dari goda menggoda itu, hanya saling mengunjungi,” ujarnya.
Di samping itu, Karim juga menyoroti koalisi NasDem, PKS, dan Demokrat yang terlihat rentan, Demokrat bisa saja menarik dukungannya jika keinginan mereka tidak terakomodir.
Pasalnya dalam hal ini, Demokrat menginginkan AHY sebagai Cawapres mendampingi Anies.
Artikel Terkait
Momen mesra Jokowi dan Megawati bergandengan tangan jadi sorotan, Effendi Gazali: Semua pakai drama Turki
Ricuh Caleg NasDem di Indramayu dan para Kader copot atribut, usai diminta mahar Rp 3,5 milliar
Kaesang maju calon Walikota Depok disebut ganggu dominasi PKS, Mardani: Bersyukur punya kader sangat militan
PSI siap pasang badan dukung Kaesang jadi Walikota Depok, Sigit: Kita tidak akan ninggalin, bakal kawal terus
Kaesang bakal calon Walikota Depok disambut hangat, Warga: Sudah saatnya generasi milenial pimpin daerah