Kisah tragis para TKI yang pulang ke Tanah Air hanya tinggal nama, Mahfud MD: Setahun ada 1900 TKI meninggal..

JAKARTA INSIDER - Sungguh ironis nasib Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di berbagai negara di luar negeri.

Niat untuk mengais rezeki agar bisa bertahan hidup, namun justru siksaan yang didapat dari majikan dengan sangat kejam.

Bahkan, tidak hanya mendapat penyiksaan, lebih mirisnya saat dipulangkan ke Indonesia, TKi tersebut sudah di dalam peti mati.

Baca Juga: Kubu Moeldoko ajukan Peninjauan Kembali Ke Mahkamah Agung atas Demokrat, SBY: Demokrat akan diambil alih

Pihak keluarga hanya bisa pasrah menerima sanak keluarga mereka yang dipulangkan sudah tidak bernyawa lagi.

Dilansir JAKARTA INSIDER dari YouTube Sekretariat Kabinet RI pada Rabu (31/5/2023), menjelaskan bahwa kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) bukanlah hal baru.

Bahkan hal ini sudah berulang kali terjadi dan bertahun-tahun terungkap hingga menyisakan kepedihan bagi keluarga korban.

Baca Juga: 9 Cara mengusir jin atau makhluk halus yang jahat dari dalam tubuh Anda, yuk simak!

Seperti yang diungkapkan Menkopolhukam RI Mahfud MD, selama setahun sejumlah 1900 orang TKI yang meninggal menjadi korban TPPO yang dipulangkan ke Indonesia dengan peti mati dari berbagai negara seperti Singapura, Thailand, Malaysia dan negara tetangga lainnya.

Dari jumlah tersebut, kata Mahfud MD, separuhnya adalah tenaga kerja ilegal yang tanpa dokumen kerja dan dokumen resmi lainnya dari berbagai daerah.

Dan yang paling banyak menjadi korban adalah warga negara Indonesia yang berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT).

Baca Juga: Gokil! Ternyata sosok Erick Thohir yang menjadi alasan utama Argentina terima tantangan Timnas Indonesia

Bahkan kata Mahfud MD tiap minggunya ada saja TKI yang berasal dari NTT ini dipulangkan ke Indonesia hanya membawa mayat tersebut dengan peti mati.

Dan jumlah yang terbanyak menjadi korban TPPO tersebut adalah dari daerah NTT.

Para TKI ilegal yang diperkerjakan melalui agen ilegal tenaga kerja di Indonesia yang bekerjasama dengan agen ilegal negara tujuan.