114 WNI dan 2 jenazah asal Bali dan NTB yang jadi korban gempa Turki tiba di Indonesia hari ini

JAKARTA INSIDER – Pasca gempa maut mengguncang Turki pada 6 Februari lalu, ratusan WNI yang selamat memutuskan untuk kembali ke tanah air.

Hari ini, ada 114 WNI yang datang di Indonesia dan mendarat di Bandara Soekarno Hatta dengan menggunakan pesawat Garuda Indonesia GA 7890 rute Jeddah (JED)- Jakarta (CGK).

Selain membawa 114 WNI yang selamat dari gempa Turki, pesawat Garuda Indonesia tersebut juga membawa dua jenazah.

Baca Juga: Rusia ancam Amerika dengan nuklir jika bikin perang Ukraina jadi konflik global

Rombongan WNI yang selamat dari gempa Turki tersebut tiba sekitar pukul 03.00 WIB dini hari.

Adapun dua jenazah yang juga tiba di Indonesia hari ini akan dipulangkan ke daerah asalnya yakni Bali dan Lombok, Nusa Tenggara Barat sesuai dengan permintaan keluarga.

Kedatangan 114 WNI dan 2 jenazah yang jadi korban terdampak gempa Turki dikawal ketat oleh Polresta Bandara Soekarno Hatta (Soetta).

Baca Juga: Naysila Mirdad disinggung soal akan gelar pernikahan dengan sang kekasih: Hubungan kayak gini kan kita itu….

Pengamanan dilakukan oleh Polresta Bandara Soekarno Hatta (Soetta) bekerja sama dengan Angkasa Pura II, Bea Cukai Bandara  Soetta, Kantor Imigrasi Bandara Soetta, Balai Kesehatan Bandara Soetta dan Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI).

"Kami telah melakukan  pengamanan kedatangan dan pemulangan WNI/PMI dari luar negeri yang terdampak gempa di Turki.

Pemulangan para WNI ini dilakukan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Ankara bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan Hubinter Polri," ungkap Wakapolres Anton Firmanto kepada wartawan, Kamis (23/2/2023) dikutip dari PMJ News.

Baca Juga: Jus ajaib ini ampuh turunkan kolesterol yang tinggi dalam tubuh dengan cepat, praktis dan segar

Lebih lanjut Anton menjelaskan bahwa kepulangan 114 WNI dan 2 jenazah tersebut melalui kargo.

Adapun dari 114 orang tersebut, 84 orang diantaranya adalah WNI biasa,  orang PMI biasa dan 8 orang PMI terindikasi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).

Selain itu, ada empat orang pendamping yang terdiri dari 2 petugas Perlindungan Warga Negara Indonesia (PWNI) dan 2  orang KBRI. Kemudian, sebanyak 18 orang dari Tim Kemanusiaan  (EMT dan Kemko PMK).