Dalam konflik antaretnis yang berlangsung selama 100 hari ini, sebanyak 800.000, yang sebagian besar orang Tutsi, menjadi korban pembunuhan massal.
Perihal itu, Wakil Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Tommy Pigott mengklaim AS telah menengahi konflik Kongo-Rwanda salah satunya terkait 'integritas teritorial'.
"Perjanjian yang diinisiasi Amerika kali ini melibatkan ketentuan tentang penghormatan terhadap integritas teritorial," ujar Tommy sebagaimana dilansir dari AP News, pada Kamis, 28 Juni 2025.
"(Kemudian) larangan permusuhan serta pelepasan, pelucutan senjata, dan integrasi bersyarat kelompok bersenjata non-negara," tukasnya.***
Artikel Terkait
10 Manfaat Ubi Jalar untuk Kesehatan yang Jarang Diketahui
7 HP Android Murah RAM Besar Terbaik 2025 Mulai 1 Jutaan di Shopee
Mahkamah Konstitusi putuskan Pemilu Nasional dan Daerah tahun 2029 bakal dipisah, tak lagi digelar secara bersamaan
Mahkamah Konstitusi menjawab alasan Pemilu Nasional dan Daerah yang akan dipisah, sebut ingin mengurangi rasa jenuh Pemilih
Teknologi baru! China pamerkan drone mungil seukuran nyamuk, bisa dikontrol dengan ponsel