Legislator DPR RI Bambang Soesatyo: Miris! Efisiensi Anggaran Hanya Rp306 Triliun, Tapi Kerugian Akibat Korupsi Rp1000 Triliun

photo author
- Minggu, 2 Maret 2025 | 14:58 WIB
Grafis Klasemen Liga Korupsi Indonesia (kiri) dan foto tersangka kasus korusp tata niaga BBM di Pertamina banyak beredar di media sosial. (X NN)
Grafis Klasemen Liga Korupsi Indonesia (kiri) dan foto tersangka kasus korusp tata niaga BBM di Pertamina banyak beredar di media sosial. (X NN)

Baca Juga: Gak Perlu Bawa Bekal dari Rumah, Selama Ramadan 2025 Transjakarta Sediakan Takjil dan Gelar Acara Buka di Jalan dan Ngabuburit di Bus Tingkat

Hal ini menunjukkan adanya ketidakseimbangan antara upaya pemberantasan korupsi dan dampak kerugian negara yang terus meningkat," ungkapnya

Melihat kondisi tersebut, Bamsoet menyoroti bahwa pemberantasan korupsi di Indonesia masih terbilang sangat minim dari hasil pencapaian.

"Terbukti dengan maraknya kasus korupsi yang semakin kompleks dan melibatkan jumlah kerugian negara yang semakin besar," ucapnya.

Baca Juga: Ramai Dikaitkan dengan Korupsi di Pertamina, Inilah Profil Petral yang Dibubarkan Sudirman Said, Ada Tommy Soeharto di Dalamnya 

Dengan nilai kerugian negara yang fantastis, Bamsoet meyakini bahwa kasus korupsi tersebut tidak hanya melibatkan satu atau dua oknum saja, tetapi dalam birokrasi korupsi dilakukan secara terorganisie dan berkelompok.

"Nilai korupsi yang mencapai belasan triliun hingga ratusan triliun rupiah tidak mungkin hanya dilakukan satu-dua oknum. Melainkan melibatkan sejumlah oknum atau kelompok di dalam birokrasi K/L," lanjutnya.

Selain itu, Bamsoet juga menyoroti lemahnya pengawasan internal di beberapa K/L yang dinilai sudah tidak berfungsi sebagaimana mestinya, khususnya terkait tugas pokok dan fungsi Inspektorat Jenderal (Itjen) dalam melakukan pengawasan internal.

Baca Juga: Ahok menanggapi insiden pembakaran kilang minyak di Cilacap 

Oleh karena itu, pemerintah dan DPR RI perlu bersama-sama merumuskan strategi baru yang lebih efektif dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia.

"Indonesia butuh strategi baru dalam pemberantasan korupsi, karena metode dan strategi yang diterapkan sekarang terbukti tidak efektif," pungkasnya. ***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Kasan Mulyono

Sumber: DPR RI

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X