Surabaya: Kericuhan Pecah, Mahasiswa Bakar Keranda di Depan DPRD Jatim
Di Surabaya, aksi ‘Indonesia Gelap’ berlangsung lebih panas. Mahasiswa membakar keranda bertuliskan ‘Indonesia Gelap’ di depan Gedung DPRD Jawa Timur, Jalan Indrapura.
Sekitar pukul 13.00 WIB, massa melakukan long march menuju gedung DPRD. Setibanya di lokasi, mereka menuntut Ketua DPRD Jatim untuk menemui mereka. Namun, permintaan itu tak kunjung dipenuhi.
Kesal dengan situasi tersebut, seorang demonstran berteriak, “Kalau kalian diam, biarkan ini jadi simbol kematian demokrasi!” Sontak, mahasiswa mulai membakar keranda di dekat kawat berduri.
Baca Juga: Tragis! Kim Sae ron berencana mulai hidup baru, namun meninggal dunia secara mendadak!
Tak hanya itu, mereka juga mengumpulkan banner dan kertas tuntutan, lalu membakarnya. Beberapa mahasiswa membawa botol berisi bensin untuk mempercepat api menyala.
Saat api membesar dan asap mengepul, polisi turun tangan dan menyemprotkan air untuk memadamkan kobaran api. Namun, tindakan itu malah memicu emosi massa. Seorang mahasiswa melontarkan ancaman, “Jangan coba-coba menghentikan kami! Ini baru awal!”
Tak lama kemudian, beberapa mahasiswa mulai melempar botol ke arah petugas, membuat situasi semakin kacau.
Baca Juga: Hormati Hakim, Prabowo: Baru sekarang saya paham beratnya beban peradilan
Aksi Belum Berakhir?
Aksi ‘Indonesia Gelap’ yang dipimpin BEM SI tampaknya belum akan berhenti. Para mahasiswa bertekad akan terus turun ke jalan jika tuntutan mereka tidak segera dipenuhi.
"Kami sudah lelah dengan janji-janji! Kalau pemerintah tidak mendengar, kami akan kembali dengan jumlah lebih besar!" tegas seorang demonstran di Jakarta.
Apakah pemerintah akan merespons aksi ini? Ataukah demonstrasi besar-besaran akan kembali terjadi? Kita nantikan kelanjutannya!***
Artikel Terkait
Prabowo Subianto tegaskan ingin menjadi Presiden yang bisa menurunkan harga tiket pesawat dan tarif Haji
Di hadapan kader Gerindra, Jokowi puji Prabowo: Presiden dengan dukungan terkuat
Prabowo enggan dicalonkan lagi sebagai presiden bila hal ini terjadi
Menteri Pembangunan Internasional Kanada Ahmed Hussen tolak keinginan Donald Trump untuk merelokasi warga Gaza
Polemik program MBG di Papua berlanjut, Istana: Jangan halangi hak yang butuh bantuan!