Hindari transaksi masuk/keluar dalam jumlah besar tanpa kejelasan sumber dan tujuan.
Dokumentasikan setiap transaksi penting, terutama yang berhubungan dengan bisnis atau proyek besar.
Gunakan keterangan yang jelas saat melakukan transfer, seperti "pembayaran jasa", "pembelian barang", dll.
3. Laporkan Transaksi Besar dan Tidak Biasa Jika Diperlukan
Bank dan PPATK dapat melacak transaksi tunai dalam jumlah besar (biasanya di atas Rp500 juta) atau transaksi mencurigakan lainnya. Jika Anda menjalankan bisnis:
Pastikan transaksi yang besar tercatat dalam laporan keuangan.
Konsultasikan dengan akuntan atau konsultan hukum jika Anda ragu apakah transaksi tertentu perlu dilaporkan.
4. Hindari Transaksi dari atau ke Luar Negeri Tanpa Kejelasan
Transaksi internasional sangat diawasi karena rentan digunakan untuk pencucian uang atau pendanaan ilegal. Oleh karena itu:
Pastikan sumber dana luar negeri sah dan memiliki dokumen pendukung.
Hindari menerima transfer dari akun yang tidak jelas atau mencurigakan.
5. Patuhi Kewajiban Perpajakan dan Legalitas Usaha
Jika Anda menjalankan usaha atau menerima penghasilan besar, pastikan seluruhnya tercatat dan dibayarkan pajaknya. Ini penting karena PPATK bisa bekerjasama dengan DJP dan lembaga lain.
Buat NPWP dan laporkan pajak sesuai kewajiban.
Hindari menggunakan “rekening penampung” yang tidak jelas legalitasnya
Artikel Terkait
Dari Gaji UMR sampai Sultan: Pilihan Olahraga Sesuai Isi Dompet
Tom Lembong Resmi Ajukan Banding, Kuasa Hukum: Pembelaan Terhadap Identitas Pribadi!
Visa Schengen Gagal? Ini 7 Kesalahan yang Sering Dilakukan WNI
Negara Jadi Panggung Ego: 10 Pemimpin Dunia Paling Narsistik
Tak Hanya Tom Lembong, Ini 10 Kasus Besar yang Menjadi Simbol Kematian Keadilan di Indonesia