Ia mengingatkan bahwa durasi musim kemarau sangat bervariasi dari tahun ke tahun. Bahkan, dalam kondisi ekstrem, kemarau bisa berlangsung hingga 24 dasarian, atau setara dengan 8 bulan.
Sebagai bentuk mitigasi, Emilya mengimbau masyarakat untuk memanfaatkan sisa hujan di minggu-minggu terakhir April dengan melakukan penampungan air hujan (rainwater harvesting).
Langkah ini dianggap krusial agar masyarakat memiliki cadangan air saat kemarau mencapai puncaknya.
Baca Juga: Indonesia bersama dengan Estonia sepakat untuk mendukung resolusi perdamaian Ukraina dan Rusia
Ia menambahkan, "Air hujan yang masih turun pada akhir bulan ini sebaiknya dimanfaatkan untuk mengisi tampungan-tampungan air agar bisa digunakan saat kemarau datang."
Selain untuk kebutuhan rumah tangga, ketersediaan air juga penting untuk sektor pertanian yang sangat bergantung pada iklim.
Emilya menyarankan para petani untuk mulai menyesuaikan jenis tanaman yang akan dibudidayakan sesuai dengan kondisi musim kemarau.
Tanaman-tanaman yang membutuhkan lebih sedikit air atau yang memiliki masa panen lebih singkat bisa menjadi pilihan utama.
Di samping itu, pengaturan sistem irigasi seperti pembukaan pintu air waduk juga perlu diperhitungkan secara matang.
“Kolam retensi juga bisa menjadi salah satu opsi untuk menyimpan air. Namun perlu dicatat bahwa kolam-kolam ini harus sudah diisi sejak musim penghujan, agar dapat digunakan secara maksimal saat kemarau tiba,” jelasnya.
Dengan perubahan iklim global yang semakin nyata, pola musim pun menjadi makin sulit diprediksi.
Baca Juga: Timnas futsal Putri Indonesia bidik gelar juara AFC Women’s Futsal 2025
Oleh karena itu, kesiapsiagaan dan adaptasi menjadi kunci dalam menghadapi dinamika cuaca yang terus berubah.
Langkah-langkah antisipatif seperti konservasi air dan pengelolaan pertanian yang cermat bukan hanya diperlukan oleh individu atau petani, tapi juga perlu menjadi bagian dari kebijakan dan strategi nasional dalam menghadapi tantangan iklim di masa depan.***
Artikel Terkait
Hamzah Sulaiman, pendiri House of Raminten, berpulang
BKN tanggapi pengunduran diri ribuan CPNS 2024: Ini penyebabnya
Perdana Menteri Fiji Sitiveni Rabuka bertemu dengan Presiden RI Prabowo Subianto di Istana Merdeka, apa saja yang dibahas?
Kapal asing masih marak lakukan penangkapan ikan ilegal di perairan RI
Waspada! BMKG ingatkan bahaya gempa Megathrust, warga Jakarta harus bersiap!