Program makan bergizi gratis disorot dunia, Prabowo ungkap tantangan dan langkah percepatan pemerataan MBG

photo author
- Selasa, 25 Maret 2025 | 21:26 WIB
Presiden Prabowo saat Meninjau Pelaksanaan MBG di SDN 1 dan SDN 2 Kedung Jaya. (instagram.com/presidenrepublikindonesia)
Presiden Prabowo saat Meninjau Pelaksanaan MBG di SDN 1 dan SDN 2 Kedung Jaya. (instagram.com/presidenrepublikindonesia)

JAKARTA INSIDER — Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diinisiasi Presiden Prabowo Subianto terus menjadi perhatian dunia internasional meski baru tiga bulan berjalan. Program yang menyasar peningkatan gizi masyarakat ini telah menjangkau 38 provinsi di seluruh Indonesia.

Di tengah upaya pemerintah memperluas cakupan, Prabowo mengungkapkan bahwa banyak pemimpin dunia menyampaikan kekaguman mereka terhadap program tersebut.

Bahkan, beberapa negara menunjukkan minat besar untuk mempelajari langsung bagaimana Indonesia menerapkan program MBG secara nasional.

Baca Juga: Meski menuai pro kontra di negeri sendiri, program MBG bikin pemimpin dunia kagum dan ingin belajar dari Indonesia

"Ini adalah sebuah prestasi luar biasa. Saya menerima banyak surat dari pemimpin-pemimpin dunia yang menyatakan ketertarikan mereka untuk belajar dari kita," ujar Prabowo dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Kepresidenan Jakarta.

Prabowo menambahkan bahwa para pemimpin dunia menganggap Indonesia sebagai negara yang paling serius dalam melaksanakan program makan bergizi secara nasional. Hal ini dianggap luar biasa karena Indonesia baru memulai program tersebut.

"Mereka bilang, salah satu yang mereka ingin pelajari dari kita adalah soal makan bergizi. Padahal kita baru mulai. Tapi mereka menilai kita sangat serius dan punya skala program yang besar dalam mengatasi masalah ini," lanjutnya.

Baca Juga: Otoritas Pertahanan Palestina sebut Jurnalis Al Jazeera Hussam Shabat dan Muhammad Mansour syahid akibat terkena bom Israel

Namun, di balik sorotan positif dunia internasional, Prabowo tidak menutup mata terhadap tantangan besar di lapangan. Salah satu kendala utama adalah ketimpangan distribusi manfaat program. Prabowo mengaku kerap menerima keluhan dari masyarakat di daerah yang belum tersentuh program MBG.

"Kalau saya berkunjung ke desa atau daerah tertentu, sering kali ada orang tua yang mengeluh, 'Pak, di sini kami belum terima makan bergizi.' Mereka dengar di desa atau sekolah sebelah sudah dapat, tapi mereka belum," ungkap Prabowo.

Situasi ini diakui Prabowo sangat mengusik hatinya. Oleh karena itu, ia menegaskan perlunya langkah percepatan dan terobosan agar program MBG bisa menjangkau masyarakat lebih luas, khususnya di daerah yang selama ini belum terjangkau.

Baca Juga: Resmi bergabung dengan New Development Bank, Prabowo sebut jadi kunci percepatan transformasi ekonomi RI

"Saya minta Kepala BGN dan seluruh jajaran untuk berpikir lebih kreatif dan inovatif. Cari cara bagaimana program ini bisa dipercepat. Apakah pakai sistem hibrida atau mekanisme lain? Karena rakyat kita sangat membutuhkan dan sangat menunggu," tegas Prabowo.

Di sisi lain, program MBG juga menimbulkan pro dan kontra di tengah masyarakat, terutama terkait besarnya anggaran yang dibutuhkan. Diketahui, program ini menargetkan 82,9 juta penerima manfaat dengan perkiraan kebutuhan anggaran Rp1,2 triliun per hari.

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menjelaskan bahwa pada tahun 2025 pihaknya mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp71 triliun. Anggaran ini bahkan diproyeksikan akan bertambah Rp100 triliun lagi pada September 2025.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Gitta Wahyu Cahyani

Sumber: Promedia

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X