Ustadz Adi Hidayat juga menambahkan bahwa, Al-Qur’an tidak diturunkan dalam suwaktu waktu melainkan waktu turunnya Al-Qur’an menjadi waktu yang mulia.
Seperti Al-Qur’an diturunkan pada hari Jum’at maka hari Jum’at menjadi hari yang paling mulia dibandingkan hari-hari yang lainnya.
Baca Juga: Ide usaha modal Rp50 ribu dengan untung besar, resep puding Oreo manis gurih kesukaan anak SD
Kemudian Al-Qur’an diturunkan pada suatu malam, di mana malam tersebut dijadikan sebagai satu malam yang paling mulia yakni malam Lailatulqadar.
Al-Qur’an diturunkan di suatu bulan, di mana bulan tersebut menjadi satu bulan yang paling mulia yakni bulan suci Ramadhan.
Al-Qur’an diturunkan melalui perantara malaikat Jibril, dimana malaikat Jibril diangkat oleh Allah SWT menjadi pemimpin para malaikat.
Baca Juga: Dulu dukung invasi Rusia, kini pimpinan gereja Ortodoks dorong dilakukan gencatan senjata Natal
Al-Qur’an diturunkan kepada sosok yang mulia dan dengan Al-Qur’an tersebut kemuliaannya menjadi bertambah serta meninggalkan suri tauladan yang baik bagi seluruh umat manusia, sosok yang mulia tersebut adalah Baginda Nabi Muhammad SAW.
Al-Qur’an diturunkan di Mekah dan Madinah maka tempat tersebut menjadi tempat yang mulia bagi umat islam diseluruh dunia.
Oleh karena kebesarannya tersebut, tentunya setiap pembacanya, pendengarnya dan para penyimak Al-Qur’an, tentunya harus memiliki adab.
Sehingga mendapatkan semua keberkahan dan kemuliaan yang terkandung di dalam Al-Qur’an.
Tentunya jika terdapat seseorang yang sedang membaca Al-Qur’an maka hendaklah untuk didengarkan, dihayati, direnungi dan dipahami untuk mengamalkan isi yang terkandung disetiap ayat suci Al-Qur’an.
Ustadz Adi Hidayat pun menyampaikan bahwa pembaca Al-Qur’an bukan untuk disawer, pembaca Al-Qur’an bukan untuk diteriaki, melainkan pembaca Al-Qur’an harusnya dihormati, didengar dan direnungi.
Baca Juga: Juli 2017, pertamakalinya KPK tetapkan PT NKE sebagai tersangka korporasi kasus korupsi