Pada 30 November 1939 silam, pasukan Uni Soviet yang berjuluk sebagai Tentara Merah lewat melintasi wilayah perbatasan Finlandia dengan 465.000 orang dan dengan menggunakan sekitar 1.000 pesawat.
Ibu Kota Finlandia di hancurkan dengan menggunakan bom dan rudal, serta sekitar 61 orang Finlandia tewas dalam serangan udara.
Tewasnya warga Finlandia tersebut membuat Finlandia semakin berapi api, dan semakin ingin melakukan serangan balasan terhadap Tentara Merah Uni Soviet.
Pada serangan musim dingin tersebut, para pasukan Stalin dan Tentara Merah Uni Soviet menggunakan persenjataan yang seharusnya tidak di gunakan pada musim dingin karena amat sangat membahayakan.
Namun, pihak Uni Soviet dan Tentara Merah tetap menggunakan senjata musim panas tersebut, sehingga berhasil menjatuhkan dan membunuh beberapa lawan pada musim dingin.
Hal ini disebut ada kemiripan dengan perang Rusia dan Ukraina, Rusia tetap menggunakan rudal tua dengan menghantam wilayah Zaporizhizhia serta melakukan penembakan secara brutal di wilayah Kherson pada musim dingin.
Dan pada saat itu, Amerika juga turut membantu Finlandia dalam memerangi Uni Soviet, hal demikian mempunyai kemiripan dengan Ukraina yang terus terusan disuntik oleh Amerika dan Joe Biden.
Presiden Roosevelt yang saat itu memimpin Amerika Serikat dengan cepat memberikan bantuan terhadap Finlandia sebesar $ 10 juta.
Dengan sebuah catatan bahwasanya Finlandia adalah satu-satunya orang yang membayar kembali hutang perang Perang Dunia I mereka ke Amerika Serikat secara penuh.
Tetapi pada saat Soviet memiliki kesempatan untuk berkumpul kembali, dan mengirim bala bantuan besar-besaran, perlawanan Finlandia dihabiskan.***