JAKARTA INSIDER - Anak akan senang apabila diajak diskusi dan diberi kebebasan untuk berpendapat. Jika anak dipaksa untuk menerima pendapat orangtua yang tidak sesuai dengan dirinya, ia akan merasa tertekan.
Penting bagi orangtua mengetahui apa saja sarana pembantu yang dapat menciptakan ruang dialog antara anak dan orangtua serta menciptakan kebebasan berpendapat di dalam rumah.
Berikut beberapa sarana pembantu untuk menciptakan ruang dialog yang terbuka dan kebebasan berpendapat di dalam rumah, antara lain:
Baca Juga: Ilmu parenting, didiklah anak di atas prinsip kebebasan dan kemuliaan, bukan perbudakan
1. Mengadakan majelis pekanan untuk mendengar pendapat secara terbuka yang dihadiri oleh semua anggota keluarga dan memberikan kesempatan kepada setiap orang untuk mengungkapkan pikirannya secara bebas.
2. Memberikan kesempatan kepada anak untuk bebas memilih sebagian kebutuhan pribadi mereka. Mengikutsertakan dan bermusyawarah dengan buah hati ketika hendak membeli perabot rumah tangga, artinya kedua orangtua tidak memonopoli hal itu sepenuhnya.
3. Meminta pendapat sang buah hati mengenai tempat-tempat rekreasi mana yang ingin mereka kunjungi ketika akan mengadakan acara piknik keluarga. Apabila terjadi perbedaan pendapat, maka hendaknya dilakukan jajak pendapat/voting. Janganlah seorang ayah memperlakukan mereka seolah boneka yang bisa ia perlakukan dan bawa sekehendaknya.
Baca Juga: Ilmu parenting, cara merawat kecerdasan dan membentuk pola pikir sang buah hati
4. Memberikan kebebasan penuh kepada mereka untuk memilih keahlian mereka di bidang keilmuan atau pekerjaan setelah mereka menimbang semua keistimewaan, kelebihan dan kekurangannya.
Dialog kekeluargaan akan memudahkan seorang anak laki-laki menerima nasihat atau pendapat ayahnya, demikian pula anak perempuan akan mudah menerima pendapat bundanya.
Hal itu akan mempersempit gap pemikiran di antara mereka. Anak akan merasa bahwa kedua orangtuanya tidak sedang berusaha menyerang harga dirinya dan tidak sedang merendahkannya
Baca Juga: Ilmu parenting, bangun dan kembangkan karakter anak dari semua aspek!
Ketika seorang ayah memaksakan pendapatnya kepada anak tanpa memberinya ruang untuk berdiskusi atau dialog, acapkali ia berhasil menasehati anak secara zahir, tetapi dia gagal mendapatkan penerimaan tulus dari dalam diri anak. Hal itu bisa menyebabkan anak tertekan dan membangkang ketika ada kesempatan.
Sebenarnya tindakan negatif yang dilakukan oleh sebagian anak, seperti meninggikan suara atau bersikap terlalu agresif saat berbicara dengan kedua orangtuanya, disebabkan tidak adanya ruang dialog dan kebebasan berpendapat dalam keluarga.