Kemudian, Nabi Muhammad saw juga berpuasa pada hari Asyura dengan tujuan meluluhkan hati orang Yahudi dan mengajak mereka masuk Islam.
Baca Juga: 5 Cerita angker yang ada di Tol Cipularang, jalur yang menghubungkan Jakarta-Bandung
Rasulullah ingin menunjukkan bahwa syariat Islam yang dibawanya tidak jauh berbeda dengan syariat Nabi Musa as yang dianut oleh umat Yahudi.
Dengan metode dakwah ini, Rasulullah berharap umat Yahudi akan menyadari bahwa ajaran dan sumber keimanan mereka memiliki kesamaan dengan Islam.
Hal ini memudahkan langkah mereka untuk memeluk Islam.
Baca Juga: 9 Ciri aura anda sudah ditutup oleh orang lain, salah satunya menjadi pesimis
Namun, di akhir pengenalan Islam, Nabi Muhammad saw memerintahkan umat Islam untuk berpuasa pada tanggal 9 Muharram (Tasu'a), agar tidak bertepatan dengan puasa yang dilakukan oleh umat Yahudi pada hari Asyura.
Akhir kata, puasa Asyura memiliki sejarah yang kaya dengan peristiwa luar biasa dan memiliki peran penting dalam menyatukan umat Islam dan umat Yahudi.
Hari ini, umat Islam masih menjalankan puasa ini dengan kesadaran akan makna historis dan religiusnya.***