JAKARTA INSIDER - Malam Satu Suro merupakan sebuah tradisi masyarakat Jawa yang bertepatan dengan Tahun Baru Islam 1 Muharram.
Malam Satu Suro menjadi tanda awal bulan pertama dalam kalender Jawa hingga dirayakan dengan berbagai macam acara.
Masyarakat Jawa sangat menantikan datangnya Malam Satu Suro karena memasuki bulan yang dianggap sakral.
Dilansir JAKARTA INSIDER dari situs Kemendikbud pada Sabtu (15/7/2023), Satu Suro merupakan awal bulan pertam Tahun Baru Jawa di bulan Suro.
Adapun penanggalannya tersebut mengacu pada kalender Jawa yang di mana Malam Satu Suro menjadi malam pertanda awal bulan pertama.
Melansir dari situs Kemenag, masyarakat Jawa menganggap bulan Suro sebagai bulan yang sakral.
Lalu bagaimana asal usul tradisi Malam Satu Suro tersebut bisa terjadi? Simak penjalasannya di artikel ini.
Baca Juga: 4 Jenis orang ini adalah orang yang sulit terkena kiriman santet, apa saja? Yuk simak!
Kalender Jawa merupakan kalender yang dibentuk berdasarkan gabungan dari kalender Hijriah (Islam), kalender Masehi, dan juga kalender Saka (Hindu).
Adapun kalender Jawa pertama kali diterbitkan oleh Raja Mataram Sultan Agung Hanyokrokusumo pada tahun 1940 lalu.
Malam Satu Suro dalam kalender Jawa bertujuan untuk memperkenalkan kalender Islam di kalangan masyarakat Jawa.
Baca Juga: Catatan sejarah masuknya Islam di Lombok yang populer dengan Seribu Masjid