Pengaturan emosi untuk menghadapi menopause ini berguna untuk melawan perasaan kehilangan terkait kecantikan, usia, atau fungsi reproduksi. Menurut ahli, wanita sebaiknya tidak hanya berpikir kalau perannya sebagai ibu dan istri tidak hanya sebatas masalah reproduksi saja.
Baca Juga: Farhat Abbas sindir Dewi Perssik yang berseteru dengan RT: Teriak-teriak kayak orang gila
Meski masuk masa menopause, kamu tetap bisa kok mengasuh anak dan suami, serta melakukan berbagai kegiatan yang menyenangkan bersama keluarga.
Bahkan menurut ahli, masa menopause seharusnya kamu pahami sebagai transisi untuk menuju kondisi kesehatan yang lebih baik.
Kamu juga bisa menganggap masa menopause sebagai masa “bebas” untuk menjadi seorang wanita. Misalnya, saat berhubungan intim kamu enggak perlu khawatir akan hamil. Masalah psikis ini, menurut ahli kamu bisa mencoba 'Cognitive Behaviour Therapy" untuk memperkuat mental. Terapi ini bisa membantu wanita berpikir bahwa menopause bukanlah akhir dari kehidupan.
Kedua, dengan "gaya hidup positif". Untuk cara ini, rutinlah berolahraga.
Kalau kamu hanya berdiam diri dengan maksud menghemat tenaga dalam menghadapi masa menopause, berarti kamu melakukan tindakan keliru.
Pasalnya, hal itu enggak memberikan manfaat banyak. Bergantung pada obat-obatan atau terapi hormon bukan solusi terbaik. Selain itu, tidak semua orang boleh menerima terapi ini. Contohnya, pada kasus seperti tumor, orang yang menerima terapi hormonal justru akan mengaktifkan tumor semakin tinggi.
Nah, kamu bisa memilih pola makan yang tepat, memelihara kondisi spiritual, menjaga waktu istirahat, dan rajin berolahraga adalah contoh konkret dari gaya hidup positif. Olahraga akan meningkatkan kualitas sirkulasi darah, sistem pernapasan, sistem limfatik, dan kesegaran dari organ tubuh.
Hal inilah yang membuat wanita siap menghadapi menopause dan mampu menjauhkan gangguan fisik dan mental, yang sering timbul ketika datangnya masa menopause.
Namun, dalam memilih jenis olahraga kamu perlu cermat. Sebab masa menopause juga membuat kualitas kepadatan tulang menurun. Sebaiknya, memilih olahraga yang bersifat high impact, seperti aerobik, dansa, body pump, atau sejenisnya mesti dihindari.
Sebagai gantinya, kamu bisa mencoba olaharaga low impact, yang terkonsentrasi pada peningkatkan kualitas pernapasan, sirkulasi darah, dan kekuatan tulang.
Kalau kamu mau tahu lebih jauh cara menghadapi menopause, kamu bisa menghubungi dokter melalui aplikasi Halodoc untuk berdiskusi mengenai masalah ini. *