khazanah

Sejarah dan Makna Ibadah Kurban dalam Islam: Ketika Daging dan Darah Tidak Cukup

Selasa, 30 Mei 2023 | 12:30 WIB
Pelajari sejarah dan makna ibadah kurban dalam Islam. Tradisi yang berakar sejak dalam zaman nenek moyang umat Muslim. (Unsplash Qamma Farm)

JAKARTA INSIDER - Ibadah kurban merupakan salah satu tradisi penting dalam agama Islam yang dilakukan pada hari raya Idul Adha hingga hari tasyrik selesai.

Tindakan penyembelihan hewan kurban ini bukanlah praktik baru bagi umat Islam, melainkan sebuah tradisi yang telah berakar sejak zaman nenek moyang mereka, Nabi Ibrahim AS (Nabi Ishaq AS menurut sanad lainnya) dan Nabi Ismail AS, atas perintah Allah SWT.

Namun, praktik kurban pada masa itu berbeda dengan apa yang dilakukan oleh umat Islam sekarang.

Baca Juga: Perkuat diplomasi Internasional, Menteri Luar Negeri Republik Indonesia melantik 7 Konsul Jenderal baru

Pada masa jahiliyah, masyarakat Arab menyembelih hewan kurban sebagai bentuk penyembahan kepada berhala-berhala mereka.

Mereka meletakkan daging kurban di sekitar berhala dan memercikkan darah kurban pada berhala tersebut.

Namun, Allah menegaskan dalam Surat Al-Hajj ayat 37, "Daging-daging unta dan darahnya itu tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah sama sekali, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya".

Baca Juga: Pandawara Group memimpin aksi bersih-bersih pantai terburuk dan terkotor di Indonesia

Dalam ayat tersebut, Allah mengingatkan umat manusia bahwa yang penting bukanlah daging dan darah hewan kurban, melainkan ketakwaan dan ketaqwaan kepada-Nya.

Ketika Islam datang ke tanah Arab, tradisi penyembelihan hewan kurban masih ada di kalangan umat Islam yang baru memeluk agama ini.

Mereka ingin melakukan seperti yang dilakukan pada masa jahiliyah.

Baca Juga: Denny Indrayana diduga bocorkan putusan Mahkamah Konstitusi terkait Pemilu, Kapolri siap dalami

Namun, Allah menegur mereka melalui Surat Al-Hajj ayat 36 yang menyatakan, "Telah Kami jadikan unta-unta itu sebagian syi'ar Allah untuk kamu. Kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya. Oleh karena itu, sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam keadaan berdiri (dan telah terikat). Jika telah roboh (mati), maka makanlah sebagiannya dan beri makanlah orang yang qana’ah dan orang yang meminta. Demikianlah Kami telah menundukkan unta-unta itu kepada kamu, mudah-mudahan kamu bersyukur." Ayat ini menunjukkan cara ibadah kurban yang lebih tepat dan sesuai dengan ajaran Islam.

Dalam pelaksanaan ibadah kurban, sebagaimana diungkapkan oleh Nabi Muhammad SAW, Allah tidak melihat bentuk dan harta benda seseorang, tetapi Allah melihat hati dan perbuatan seseorang.

Halaman:

Tags

Terkini

9 jenis jin dan tugasnya, yuk simak apa saja

Selasa, 9 Desember 2025 | 18:31 WIB