1. Melukat Astupungku: Dilakukan untuk membersihkan dan menyucikan individu yang sedang dalam kesulitan akibat hari kelahiran dan ketidakseimbangan dari Tri Guna (Satwam, Rajas, Tamas) dalam dirinya.
2. Melukat Gni Ngelayang: Diperuntukkan bagi mereka yang sedang menderita penyakit, sebagai bentuk pengobatan dan penyembuhan.
3. Melukat Gomana: Dilakukan untuk menebus kesalahan dalam perhitungan Oton atau hari kelahiran yang dipengaruhi oleh Wewaran dan Wuku yang kurang baik, contohnya pada individu yang dilahirkan pada wuku Wayang.
4. Melukat Surya Gomana: Bertujuan untuk menghilangkan noda dan kotoran pada bayi, misalnya saat Nelu Bulanin.
5. Melukat Semarabeda: Menyucikan Sang Kama Jaya dan Sang Kama Ratih dari segala noda dan kekotoran pada upacara perkawinan (Pawiwahan).
Baca Juga: Perdana Menteri Singapura Positif COVID-19, masyarakat diharapkan tetap waspada
6. Melukat Prabu: Dilakukan untuk memohonkan kejayaan dan kemakmuran kepada para pemimpin dalam menjalankan tugas mereka.
7. Melukat Nawa Ratna: Dianggap memiliki makna yang serupa dengan Melukat Prabu.
Dengan melaksanakan upacara melukat, umat Hindu di Bali meyakini bahwa mereka dapat memperoleh pemurnian jiwa dan kesucian diri.
Ritual ini menjadi bentuk penghormatan dan hubungan yang erat antara manusia dengan alam semesta serta Tuhan.
Baca Juga: Tersandung korupsi, Kemkominfo tetap berterima kasih ke Johnny G Plate, warganet heran
Melalui melukat, umat Hindu di Bali mengambil bagian dalam warisan budaya dan kepercayaan yang menjadi identitas mereka.***