Peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Muhammad Nur Aidi, mengatakan bahwa ada kemungkinan awal Ramadan akan serentak tetapi tanggal Idul Fitri bisa berbeda-beda.
"Awal Ramadan kemungkinan akan serentak pada 20 Maret 2023, tetapi tanggal Idul Fitri bisa berbeda-beda karena beberapa organisasi menggunakan hisab dan yang lainnya menggunakan rukyat," ujarnya seperti dilansir melalui brin.go.id.
Dalam pemahaman Muhammadiyah, Rukyat adalah pengamatan langsung bulan atau hilal sebagai penentu awal bulan atau waktu pelaksanaan Ibadah Puasa dan Ibadah Idul Fitri.
Muhammadiyah menganggap Rukyat sebagai metode yang sah dan dianjurkan dalam menentukan waktu ibadah tersebut.
Hal ini sesuai dengan ajaran agama Islam yang menyebutkan bahwa penentuan waktu Puasa dan Idul Fitri dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan perhitungan matematis atau dengan melihat langsung hilal.
Meskipun demikian, Muhammadiyah juga memahami bahwa teknologi modern dapat digunakan untuk memperkirakan waktu awal bulan, asalkan teknologi tersebut dapat diandalkan dan disesuaikan dengan pemahaman ajaran agama Islam.
Baca Juga: Hati-hati infaq di Masjid, penipu ulung dengan modus mengganti barkod QRIS resmi berkeliaran
Meskipun belum ada keputusan resmi dari NU dan pemerintah, tetap penting bagi umat Islam untuk mempersiapkan diri untuk menyambut Idul Fitri.
Selain mempersiapkan pakaian baru dan kue-kue lebaran, kita juga harus memperkuat nilai-nilai keagamaan seperti saling maaf-memaafkan dan membantu sesama.***