Meski begitu, sejumlah penulis kontemporer dan konspirator mengaitkan pengaruh tokoh-tokoh Yahudi dalam istana, termasuk hubungan Hurrem dengan mereka, sebagai semacam cikal bakal “pengaruh Yahudi” dalam politik Islam.
Namun teori ini tidak memiliki dasar sejarah yang kokoh.
Menghubungkan peran perempuan Yahudi dalam harem abad ke-16 dengan proyek politik abad ke-19 adalah bentuk anahronisme sejarah — menyalahgunakan konteks waktu demi mendukung narasi tertentu.***