JAKARTA INSIDER - Presiden Prabowo Subianto menegaskan pentingnya menjaga kualitas makanan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang mulai berjalan sejak 6 Januari 2025.
Dalam konferensi video dengan Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) di Istana Negara pada 18 Februari 2025, Prabowo menyoroti potensi penyimpangan dalam pengelolaan dapur dan bahan pangan program ini.
Salah satu yang ia tekankan adalah larangan menggunakan minyak goreng berulang kali.
Baca Juga: Kisruh lagu Bilang Saja Agnez Monica jadi sorotan, Ahmad Dhani beri sindiran menohok
"Pembelanjaan bahan-bahan awasi, saya minta minyak goreng juga harus yang bersih," ujar Prabowo.
Ia menyoroti kebiasaan di beberapa dapur yang menggunakan minyak hingga 5, 6, bahkan 10 kali sampai warnanya menghitam. Hal ini, menurutnya, bisa membahayakan kualitas makanan yang dikonsumsi masyarakat.
Program MBG sendiri bertujuan meningkatkan gizi masyarakat dengan menyediakan makanan bergizi bagi 1,4 juta penerima manfaat melalui 570 unit dapur yang dikelola pemerintah.
Lantas, mengapa minyak goreng bekas atau minyak jelantah sangat berbahaya bagi kesehatan?
Bahaya Minyak Jelantah bagi Tubuh
Penggunaan minyak goreng berulang kali memang sering dilakukan untuk menekan biaya produksi. Namun, berbagai penelitian menunjukkan bahwa minyak jelantah dapat membawa dampak buruk bagi kesehatan.
Menurut Otoritas Keamanan dan Standar Pangan India, minyak goreng sebaiknya hanya digunakan maksimal tiga kali. Lebih dari itu, kandungan dalam minyak bisa berubah dan berpotensi membahayakan tubuh.
Berikut beberapa risiko kesehatan akibat konsumsi minyak jelantah secara terus-menerus:
1. Memicu Radikal Bebas