JAKARTA INSIDER - Dalam beberapa tahun terakhir, banyak orang terutama generasi muda lebih nyaman disebut indigo dibandingkan menerima diagnosis gangguan jiwa.
Label indigo terdengar lebih keren, mistis, bahkan eksklusif, sementara kata skizofrenia sering kali dipandang sebagai kutukan sosial.
Fenomena ini mengungkap dua hal sekaligus: kuatnya budaya mistis di Indonesia dan masih tingginya stigma terhadap kesehatan mental.
Baca Juga: Rekomendasi Hotel Budget Jakarta Pusat, Harga Mulai 300 Ribuan
Apa Itu Indigo?
Konsep anak indigo muncul dari literatur New Age pada tahun 1970-an.
Disebut indigo karena diyakini memiliki aura berwarna nila.
Mereka dianggap memiliki kemampuan khusus: intuisi tajam, kepekaan spiritual, hingga kemampuan meramal masa depan.
Baca Juga: Kafe Hidden Gem di Jakarta Selatan yang Ramah Kantong dan Nyaman
Namun, secara ilmiah, tidak ada bukti valid yang mendukung keberadaan anak indigo.
Istilah ini lebih bersifat kultural, spiritual, dan populer dalam media, bukan diagnosis medis.
Skizofrenia dalam Ilmu Psikiatri
Sebaliknya, skizofrenia adalah gangguan mental serius yang didokumentasikan dalam psikiatri. Gejala utama meliputi: