Tanggal 11 dan 12 Zulhijjah, jemaah haji yang mengambil Nafar awal, melakukan lontar jumrah ula, wustho dan aqabah.
Masing-masing sebanyak 7 lemparan dengan kerikil yang diambil dari Muzdalifah.
Sementara jemaah haji yang mengambil Nafar tsani melakukan jumrah ula, wustho dan aqobah pada tanggal 13 Zulhijjah.
Awalnya, untuk tahun ini Kemenag menurut aturan Arab Saudi akan melakukan skema tanazul, di mana para jemaah haji langsung kembali ke Makkah usai lempar jumrah aqabah.
“Tanazul mengikuti pendapat Mazhab Hanafi yang menyatakan bahwa mabit di Mina hukumnya sunnah,” jelas Ulinnuha.
“Jemaah yang memilih langsung kembali ke hotel tidak terkena dam dan hajinya tetap sah,” tambahnya lagi.
Dalam keterangan yang diunggah Kemenag, ada sekitar 30 ribu jemaah dari sektor Syisyah dan Raudha yang dijadwalkan mengikuti tanazul.
Jemaah yang melempar jumrah tanggal 11, 12, dan 13 Zulhijjah tidak kembali ke tenda di Mina, tetapi langsung kembali ke hotel masing-masing.
Skema ini dilakukan untuk mengurangi kepadatan jemaah di Mina, karena ada urgensi, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) meyakinkan bahwa dalam fikih haji dan pelaksanaan ibadahnya tetap sah.
Namun, skema tersebut dibatalkan mengingat jalanan Mina yang sempit dan dikhawatirkan akan menimbulkan masalah kemacetan.***
Artikel Terkait
Wukuf di Arafah Jadi Puncak Haji, Simak jadwal dan kegiatan Jemaah Indonesia
10 Ucapan Hari Raya Idul Adha 2025 dalam Bahasa Inggris dan Terjemahannya
10 Ucapan Selamat Hari Raya Idul Adha 2025 yang menyentuh untuk Keluarga dan Kerabat
Tata Cara, Niat, dan Keutamaan Shalat Idul Adha lengkap dan mudah dipahami
Menelisik Sejarah Mabit di Muzdalifah usai para Jemaah Haji melakukan Wukuf Arafah