Wajah Sendu Dunia Pendidikan di Indonesia

photo author
- Selasa, 5 November 2024 | 14:36 WIB
Wajah Sendu Dunia Pendidikan di Indonesia
Wajah Sendu Dunia Pendidikan di Indonesia

 

Penulis : Ika Wahidah - Mahasiswa Pascasarjana Magister Ilmu Komunikasi STIKOM InterStudi Jakarta

 

JAKARTA INSIDER - Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia hingga saat ini masih tertinggal di bandingkan negara lain khususnya di kawasan Asia Tenggara.

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh World Top 20 Education Poll pada tahun 2023, tingkat pendidikan di Indonesia menempati posisi ketujuh (7) di ASEAN dan peringkat ke enam puluh tujuh (67) di dunia dari total dua ratus tiga (203) negara. Masih belum meratanya fasilitas belajar dan teknologi di beberapa daerah juga menjadi salah satu penyebab utama.

Teknologi seperti internet atau e-learning yang seharusnya menjadi sahabat bagi tenaga pengajar dan peserta didik masih belum dapat di nikmati di beberapa kawasan tanah air. Tantangan tersebut yang menyebabkan adanya kesenjangan antar daerah, kualitas tenaga pengajar serta kurikulum yang belum relevan.

Selain itu, pendidikan karakter juga harus menjadi fokus penting, bukan hanya sekedar tentang akademis namun pembentukan kepribadian/karakter yang kuat kepada peserta didik juga menjadi faktor penunjang keberhasilan di dalam dunia pendidikan. 

Selain beberapa kendala di atas, penyebab utama lainnya adalah masih cukup tingginya tingkat kemiskinan yang menyebabkan banyaknya peserta didik mengalami putus sekolah.

Menurut data dari Badan Pusat Statistik, persentase penduduk miskin di perkotaan pada September 2023 sebesar 7,29% dan di perdesaan sebesar 12,22%.

Persentase ini memang sudah menurun dibandingkan tahun sebelumnya, namun penurunannya masih belum dapat mengurangi angka kemiskinan di Indonesia.

Hal ini juga yang menyebabkan angka pendidikan yang masih rendah sehingga masih banyaknya anak-anak usia sekolah yang mengalami buta aksara. Selain itu, kondisi geografis juga mempengaruhi peserta didik untuk dapat menempuh pendidikan yang layak.

Lokasi sekolah yang jauh harus ditempuh dengan berjalan kaki, menyeberang sungai serta beberapa kendala lainnya. Daerah yang mengalami akses pendidikan minim seperti ini pun terbanyak masih berada di wilayah bagian timur Indonesia mulai dari wilayah pulau Sulawesi, Nusa Tenggara hingga Papua.

Di daerah NTB, NTT dan Papua juga, anak-anak peserta didik masih banyak yang belum mampu memenuhi kebutuhan sekolah mereka. Kendala ini yang mengakibatkan mereka tidak dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi yang terkadang hanya mampu hingga wajib belajar 6 atau 9 tahun saja.

Sebagai contoh, jumlah lulusan peserta didik tingkat Sekolah Dasar (SD) yang terdata di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dalam tahun ajaran 2022-2023 pada sebuah kecamatan di wilayah Nusa Tenggara sebesar 127 siswa dan tidak melanjutkan pendidikan sebesar 4 siswa.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ayatul Nissa Rahmadani

Rekomendasi

Terkini

9 jenis jin dan tugasnya, yuk simak apa saja

Selasa, 9 Desember 2025 | 18:31 WIB
X