Menkes Budi ungkap akar masalah perundungan di PPDS, senior gantikan peran Dosen

photo author
- Rabu, 30 April 2025 | 11:09 WIB
Potret Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Budi Gunadi Sadikin (Instagram.com/@bgsadikin)
Potret Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Budi Gunadi Sadikin (Instagram.com/@bgsadikin)

JAKARTA INSIDER - Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, menyoroti seriusnya persoalan perundungan dalam Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di Indonesia, yang belakangan ini banyak menuai perhatian publik.

Salah satu kasus yang mencuat adalah dugaan perundungan dan pemerasan yang dialami oleh dr Aulia Risma, seorang dokter RSUD Kardinah Tegal sekaligus mahasiswi PPDS Universitas Diponegoro (UNDIP).

Aulia diduga mengakhiri hidupnya sendiri pada 12 Agustus 2024, setelah mengalami tekanan berat dalam program pendidikan tersebut.

Baca Juga: Prabowo minta evaluasi total Danantara, copot pejabat malas dan tak berintegritas

Dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, pada Selasa, 29 April 2025, Menkes Budi menjelaskan bahwa perundungan kerap terjadi karena sistem pembelajaran dalam PPDS tidak sepenuhnya dikendalikan oleh dosen atau tenaga pengajar resmi.

Justru, pembelajaran lebih banyak dilakukan oleh para senior peserta program.

“Kenapa kasus perundungan sering terjadi? Karena yang mengajar bukan dosennya, melainkan senior mereka sendiri. Gurunya terlalu sibuk,” ujar Budi.

Baca Juga: Sidang Mbak Ita ungkap suami minta proyek Rp16 Miliar, 193 paket disebar ke seluruh Semarang

Menurutnya, para dosen dan guru besar kerap disibukkan dengan kegiatan praktik dan pelayanan, sehingga waktu mereka untuk benar-benar mendampingi dan mengawasi peserta PPDS sangat terbatas.

Akibatnya, peran pembimbing beralih ke senior yang belum tentu memiliki kapasitas pedagogis dan etika yang baik.

“Gurunya tidak sempat mengajar, akhirnya yang ngajar itu senior. Nah, ketika tidak ada pengawasan, bullying itu muncul,” lanjutnya.

Baca Juga: Prabowo optimistis aset Danantara tembus 1 Triliun USD, minta Direksi tinggalkan praktik lama

Budi menambahkan bahwa sistem pembelajaran PPDS yang berbasis rumah sakit sebenarnya memungkinkan proses penilaian yang objektif terhadap peserta.

Misalnya, hasil tindakan medis seperti operasi dapat terekam dan dijadikan dasar penilaian kelulusan.

Dengan sistem tersebut, menurut Budi, tidak semestinya kelulusan seorang peserta PPDS dipengaruhi oleh suka atau tidak suka dari senior.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Gitta Wahyu Cahyani

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X