Menkes soroti PPDS soal kasus UNDIP lebih berat, DPR ingatkan trauma korban pemerkosaan UNPAD

photo author
- Rabu, 30 April 2025 | 10:51 WIB
Potret Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Budi Gunadi Sadikin (Instagram.com/@bgsadikin)
Potret Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Budi Gunadi Sadikin (Instagram.com/@bgsadikin)

JAKARTA INSIDER - Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin mengungkap berbagai persoalan dalam sistem Pendidikan Program Dokter Spesialis (PPDS) dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI di Jakarta pada Selasa, 29 April 2025.

Dalam forum tersebut, Budi menyinggung dua kasus besar yang tengah menjadi sorotan publik: dugaan perundungan terhadap dr. Aulia Risma di PPDS Universitas Diponegoro (UNDIP).

Juga kasus dugaan pemerkosaan yang diduga melibatkan dokter PPDS dari Universitas Padjadjaran (UNPAD) di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.

Baca Juga: Saksi persidangan Mbak Ita dan suami ungkap fakta mengejutkan, hapus chat hingga ganti HP baru

Budi menyebut bahwa kasus perundungan di UNDIP tergolong lebih serius karena telah menelan korban jiwa.

Ia mengatakan bahwa meskipun kasus pemerkosaan lebih ramai diberitakan, insiden di UNDIP menyangkut kehilangan nyawa, yang menurutnya lebih memprihatinkan.

“Yang di UNDIP menurut saya lebih berat karena ada nyawa yang hilang. Tapi karena kasus UNPAD sedang ramai, jadi cepat ditangani,” ujar Budi saat rapat.

Baca Juga: Pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam penanggulangan TBC semakin ditekankan oleh Komunitas TBC Indonesia.

Namun, pernyataan Budi itu langsung menuai interupsi dari Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Irma Suryani Chaniago.

Irma menegaskan bahwa kasus pemerkosaan tidak boleh dianggap remeh, meskipun tidak menimbulkan korban jiwa secara fisik.

Irma menyoroti trauma psikologis berat yang dialami korban kekerasan seksual, terutama bagi perempuan. Ia meminta Menkes agar tidak mengesampingkan kasus pemerkosaan hanya karena korban masih hidup.

Baca Juga: Gunung Semeru kembali Erupsi, warga dihimbau tingkatkan kewaspadaan

“Yang diperkosa juga korban besar, Pak. Jangan dianggap lebih ringan dari kehilangan nyawa. Trauma mental bisa seumur hidup,” tegas Irma.

Ia juga menambahkan bahwa dalam masyarakat Indonesia, korban pemerkosaan kerap mendapat stigma negatif, yang membuat dampaknya semakin berat dan berkepanjangan.

“Di Indonesia, perempuan yang jadi korban pemerkosaan bisa langsung dijauhi oleh masyarakat bahkan calon pasangan hidup. Ini harus jadi perhatian serius,” tandasnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Gitta Wahyu Cahyani

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X