JAKARTA INSIDER - Jaman dulu, gambar-gambar pantai tahun 1950-an menggambarkan orang-orang yang tampak sehat dan bugar tanpa harus menjalani diet keto, vegan, atau paleo.
Mereka tidak memikirkan keanggotaan gym, teknologi kebugaran canggih, atau pengaruh influencer kesehatan.
Bahkan, mereka tidak minum protein shake atau menghitung kalori.
Namun, jika kita melihat keadaan sekarang, tampaknya ada perubahan signifikan dalam kesehatan masyarakat.
Lalu, apa yang terjadi? Mengapa kita tidak lagi sehat seperti generasi sebelumnya?
Salah satu perbedaan utama adalah pola makan.
Dulu, makanan olahan tidak melimpah di setiap sudut.
Orang-orang saat itu lebih sering menikmati makanan rumahan yang lebih sehat, yang sekarang menjadi hidangan langka.
Seiring berkembangnya zaman, kenyamanan menjadi prioritas dan makanan praktis yang kaya akan minyak biji Omega-6 dan gula menjadi lebih populer.
Kombinasi buruk ini menyebabkan kerja berlebihan pada hati dan penyimpanan lemak yang berlebihan.
Selain itu, lemak jenuh juga menjadi bahan kontroversi dalam perubahan pola makan.
Sejak tahun 1960-an, lemak jenuh dituduh menjadi penyebab serangan jantung.
Padahal, lemak baik seperti lemak babi dan mentega telah menjadi bagian dari pola makan manusia selama ribuan tahun.
Artikel Terkait
Mencari ketenangan diantara hingar-bingar kehidupan, kisah laki-laki menenangkan diri setelah pulang kerja
Juara! Tebet Eco Park memenangkan penghargaan prestisius President's Design Award Singapore 2023
Rest Area Pendopo KM 456 Salatiga, tempat istirahat mewah dan ikonik di jalan tol
Pendiri nasi darurat jogja jadi korban revenge porn, terjebak hancaman hingga siapkan ular weling
Hati-hati! Inilah sasaran khusus operasi patuh 2023 yang diselenggarakan oleh Polisi di seluruh Indonesia