Batik tiga dan kain tenun dijadikan cinderamata KTT G20 Bali, begini keunikannya

photo author
- Sabtu, 19 November 2022 | 06:36 WIB
Presiden Jokowi saat memberikan cinderamata kepada para Presiden yang hadir di acara KTT G20. (Instagram.com/ @jokowi)
Presiden Jokowi saat memberikan cinderamata kepada para Presiden yang hadir di acara KTT G20. (Instagram.com/ @jokowi)

JAKARTA INSIDER - Event Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Nusa Dua, Bali, telah selesai diselenggarakan.

Para delegasi pun sudah pulang ke negara masing-masing. Namun, ada hal yang menarik dalam KTT G20 Bali dengan cinderamata yang diberikan.

Cinderamata yang disiapkan merupakan cinderamata khas Indonesia, salah satunya busana dari kain atau wastra Indonesia.

Wastra Indonesia merupakan kebanggaan Indonesia berupa kain tradisional Indonesia yang telah terkenal karena sarat dengan makna dan filosofinya, baik dari simbol pada motif atau corak, dimensi warna, ukuran, maupun bahannya.

Baca Juga: Kamaruddin Simanjutak minta Sambo, PC, RR , KM tes darah, tes rambut, halusinasi terus bak lagi fly di sidang

Cinderamata yang dibagikan tersebut telah disiapkan oleh Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) yang bertanggung jawab atas infrasturuktur dan logistik perhelatan KTT G20 di Bali.

Dikutip JAKARTA INSIDER dari setneg.go.id pada Sabtu (19/11/2022), ada dua jenis kain tradisional yang menjadi pilihan cinderamata, yakni Batik Tiga Negeri Pekalongan dan Kain Tenun Ikat Catri Klungkung Bali.

Batik Tiga Negeri adalah batik yang tergolong batik pesisir. Batik ini memiliki ciri khas dengan warna cerah yang mencerminkan keceriaan dan kegembiraan.

Batik ini disebut sebagai batik mahakarya pembatik peranakan Cina di wilayah pesisir utara Jawa dan Solo.

Baca Juga: Trik kuasa hukum Sambo melas dan yakinkan hakim bahwa Yosua juga pelaku kekerasan seksual

Dibandingkan dengan kain batik lainnya, pewarnaannya menjadi ciri khas tersendiri. Jenis batik ini mengalami proses pewarnaan yang dilakukan secara berpindah-pindah di tiga daerah.

Warna merah (khas Tionghoa) dari buah Mengkudu dicelup di Lasem, warna biru (khas Belanda) dari tanaman Indigo diwarnai di Pekalongan, dan warna cokelat sogan (khas Jawa) dari tanaman Soga dikerjakan di Solo/Yogyakarta.

Tradisi batik ini telah berlangsung sejak lama dan tumbuh dan berkembang dari daerah Kedungwuni, Pekalongan.

Selain dari warna-warni kain batiknya, simbol hasil akulturasi budaya asing dan budaya nusantara juga tercermin dari motif-motif yang terukir di Batik Tiga Negeri.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Jeki Purwanto

Sumber: setneg.go.id

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X