Jaraknya hanya 1 menit jika menggunakan kendaraan bermotor, berdekatan dengan Kompleks Makam Belanda (Kerkhof).
Sejak berdirinya Museum ini, pemerintah setempat menjadikannya sebagai tujuan wisata sekaligus sebagai penghormatan kepada peristiwa tragis tersebut.
Untuk masuk ke Museum Tsunami Aceh, pengunjung dikenakan biaya yang akan menjadi Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Harga tiketnya adalah Rp3.000 untuk anak-anak, pelajar, dan mahasiswa, Rp5.000 untuk umum dan orang dewasa, serta Rp15.000 untuk wisatawan mancanegara/asing.
Museum beroperasi setiap hari, kecuali Jumat, mulai dari pukul 09.00 hingga 16.00 WIB.
Baru-baru ini, Koleksi Museum Tsunami Dipamerkan dalam Pameran Filologika se-Sumatera.
Kamis, 17 Agustus 2023 oleh Humas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, melalui UPTD Museum Aceh, menampilkan 75 koleksi filologika unggulan dari museum-museum di seluruh Sumatera dan kabupaten/kota di Aceh.
Dalam waktu dekat, akan ada juga Pameran Regional Koleksi Filologika se-Sumatera dengan judul "Rahasia Peradaban dalam Aksara," yang berlangsung sejak 10 Agustus 2023 di Gedung Pameran Sementara, Kompleks Museum Aceh, dan merupakan pagelaran perdana di Indonesia.
Dalam pameran ini, Museum Aceh dan museum provinsi di Sumatera, serta beberapa museum di kabupaten/kota di Aceh akan memamerkan kekayaan dan isi koleksi filologi unggulan dari masing-masing museum.
Pameran ini dijadwalkan berlangsung hingga bulan November mendatang dan juga akan menjadi bagian dari perayaan Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-8 yang akan diadakan pada tanggal 4-12 November 2023 mendatang.
Bagi mereka yang belum sempat melihat koleksi filologika, silakan kunjungi Museum Aceh.
Pameran ini juga akan memberikan wawasan kepada para wisatawan yang datang pada bulan November untuk menghadiri PKA-8.
Museum Tsunami Aceh juga turut serta dalam pameran ini dengan memamerkan salah satu koleksi filologika, yaitu "Syair Doa Tsunami untuk Belanda" karangan Teungku Muhammad Thahir Jurong Pande pada tahun 1325 H/1907 M.
Kurator Museum Tsunami Aceh, Cut Intan Damayanti, mengatakan bahwa naskah ini berisi informasi sejarah yang sangat penting tentang dua peristiwa besar pada awal abad ke-14 H/20 M.