Museum ini berdiri pada bulan Februari 2008.
Perancang Museum ini adalah Ridwan Kamil, mantan Gubernur Jawa Barat.
Beliau membuat desain yang memenangkan sayembara tingkat internasional pada tahun 2007 dalam rangka memperingati peristiwa tsunami tahun 2004.
Karya mantan gubernur ini mendapat banyak pujian.
Selain arsitekturnya yang unik, Museum Tsunami ini memiliki sekitar 6.038 koleksi.
Koleksi ini dibagi menjadi beberapa jenis, termasuk koleksi etnografika, arkeologika, biologika, teknologika, keramologika, seni rupa, numismatika dan heraldika, geologika, filologika, serta historika dan ruang audio visual.
Koleksi ini tidak dipamerkan secara bersamaan; sebagian di antaranya dipamerkan dalam pameran sementara, sehingga pengunjung dapat melihatnya secara bergantian. Pengelola museum juga merotasi koleksi setiap enam bulan sekali.
Dalam satu pameran, terdapat sekitar 1.300 koleksi yang tersebar di tiga titik, yaitu Rumah Aceh, pameran sementara, dan ruang pameran tetap.
Baca Juga: Pesona Hunan Tiongkok di TikTok: Memikat dunia dengan keindahan yang mempesona
Ketika masuk ke dalam museum, pengunjung akan melalui sebuah lorong kecil dengan pencahayaan minim.
Lorong ini menciptakan perasaan campur aduk di antara pengunjung.
Setelah itu, ada ruangan bernama "The Light of God" yang berisi ratusan ribu nama korban tsunami Aceh.
Museum Tsunami Aceh terletak di Jalan Sultan Iskandar Muda No. 3, Gampong Sukaramai, Kecamatan Baiturrahman, Banda Aceh.
Lokasinya tidak terlalu jauh dari Masjid Baiturrahman, hanya sekitar 11 menit berjalan kaki.
Artikel Terkait
UNESCO tetapkan poros axis kosmologis Yogyakarta dan landmark bersejarahnya jadi warisan budaya Indonesia
Pesona Hunan Tiongkok di TikTok: Memikat dunia dengan keindahan yang mempesona
Dari kebakaran ke pemulihan: Museum Nasional Indonesia bergerak cepat untuk selamatkan koleksi bersejarahnya
Meriahkan Hari Batik Nasional, fashion show keindahan batik Nusantara hadir dalam acara Istana Berbatik
Pesona kain batik pada seragam pramugari Indonesia, kreasi indah berbagai maskapai