Informasi pertama adalah tentang kematian seorang ulama dan pejuang besar dalam perang Aceh, yaitu Syaikh Muhammad Thahir Tiro, atau yang sering disebut Teungku Chik Cot Plieng Tiro, pada tahun 1902 H.
Informasi kedua, kata Intan, adalah tentang doa yang dibacakan dan ditemukan oleh seorang ulama besar asal Ulee Gle (sekarang berada di kecamatan Bandar Dua, Kabupaten Pidie Jaya) bernama Teungku di Alue Keutapang, sebagai semangat perjuangan melawan kolonial Belanda di Aceh.
"Saat ini, informasi tentang Teungku di Alue Keutapang masih terbatas. Namun, kami telah menemukan setidaknya 10 teks yang menyebutkan namanya, dan salah satu teks tersebut menyebutkan bahwa namanya adalah Syeikh Hasan Alue Keutapang," ujar Intan.
Sebagai informasi tambahan, naskah berukuran 10 x 15 cm ini, ditulis dalam aksara/Bahasa Arab/Aceh dengan menggunakan kertas Eropa (bergaris-garis).
Masyarakat umum dapat melihat koleksi ini secara langsung hingga pameran berakhir pada bulan November mendatang.***
Artikel Terkait
UNESCO tetapkan poros axis kosmologis Yogyakarta dan landmark bersejarahnya jadi warisan budaya Indonesia
Pesona Hunan Tiongkok di TikTok: Memikat dunia dengan keindahan yang mempesona
Dari kebakaran ke pemulihan: Museum Nasional Indonesia bergerak cepat untuk selamatkan koleksi bersejarahnya
Meriahkan Hari Batik Nasional, fashion show keindahan batik Nusantara hadir dalam acara Istana Berbatik
Pesona kain batik pada seragam pramugari Indonesia, kreasi indah berbagai maskapai