"Kami masih berembuk. Sekarang fokus dulu untuk melepas kepergian beliau," ujar Syaiful.
Mbok Yem telah menorehkan jejak yang tak bisa dihapus dari sejarah pendakian Gunung Lawu.
Dengan tangan yang cekatan dan hati yang tulus, ia melayani pendaki dari seluruh penjuru negeri. Sosoknya sederhana, tapi jasanya besar.
Baca Juga: Langgar aturan, gudang UD Sentosa Sela disegel petugas
Selamat jalan, Mbok Yem. Gunung Lawu kini sepi tanpa tawamu, tanpa sapamu yang menenangkan.
Tapi kenangan tentangmu akan terus hidup, mengalir bersama kabut yang menyelimuti puncak.***
Artikel Terkait
Masjid Agung Palembang: Warisan Sultan Mahmud Badaruddin yang jadi ikon regional ASEAN
Sejarah Masjid Wapauwe, Masjid tertua di Maluku
10 Destinasi wisata yang paling populer di Maldives, dari bangunan Muslim bersejarah hingga Pulau mewah
Khitanan cucu BJ Habibie digelar khidmat dengan adat Gorontalo
Festival Pencak Silat 2025: Ajang pelestarian warisan budaya nusantara