Penjaga warung legendaris Puncak Lawu berpulang, Mbok Yem: Saya sudah ingin istirahat

photo author
- Kamis, 24 April 2025 | 14:30 WIB
Mbok Yem, Pemilik Warng di Puncak Gunung Lawu Telah Berpulang. (tangkapan layar instagram.com/pendaki_legal)
Mbok Yem, Pemilik Warng di Puncak Gunung Lawu Telah Berpulang. (tangkapan layar instagram.com/pendaki_legal)

JAKARTA INSIDER - Gunung Lawu tengah berduka. Sosok legendaris yang selama ini menjadi bagian dari perjalanan para pendaki, Mbok Yem, telah mengembuskan napas terakhir.

Perempuan bersahaja yang dikenal sebagai penjaga warung di puncak Hargo Dumilah ini berpulang pada Rabu, 23 April 2025, sekitar pukul 14.00 WIB.

Bagi para pendaki, warung Mbok Yem bukan sekadar tempat berteduh. Itu adalah simbol kehangatan di tengah dinginnya puncak Gunung Lawu.

Baca Juga: Tes Rekrutmen BUMN 2025 tahap 1: Ini nilai ambang batas yang perlu diketahui

Puluhan tahun ia bertahan di ketinggian, melayani dengan senyum dan sapa ramah. Namun, menjelang Hari Raya Idulfitri tahun ini, ia mengambil keputusan besar.

"Saya sudah ingin istirahat. Tidak mau naik gunung lagi," tutur Mbok Yem kepada keluarganya, menurut penuturan cucunya, Syaiful Bahri.

Keputusan itu diambil seiring memburuknya kondisi kesehatannya. Mbok Yem akhirnya turun gunung dan menetap di rumahnya di Dusun Dagung, Kecamatan Poncol, Kabupaten Magetan.

Baca Juga: Pengacara penggugat ijazah Jokowi ditetapkan tersangka pemalsuan dokumen, terungkap lewat penelusuran NIM

Tak lama kemudian, ia harus menjalani perawatan intensif di RSU Aisyiyah Ponorogo selama hampir tiga minggu karena komplikasi berbagai penyakit.

Syaiful mengenang, "Setelah dirawat, kondisi beliau sempat membaik. Bahkan bisa makan dan ngobrol seperti biasa."

Namun beberapa hari setelah Lebaran, kondisi Mbok Yem kembali menurun drastis hingga akhirnya tutup usia.

Kabar kepergiannya menyisakan duka mendalam, bukan hanya bagi keluarga, tapi juga ribuan pendaki yang pernah singgah di warungnya.

Baca Juga: Daun Salam: Rempah dapur sejuta manfaat untuk menunjang kesehatan tubuh

Warung kecil yang berdiri kokoh di puncak Lawu itu tak pernah sepi. Di situlah, banyak pendaki melepas lelah, menghangatkan tubuh dengan mie rebus atau secangkir kopi hangat, dan bercengkerama dengan sang penjaga puncak.

Kini, warung tersebut kosong. Belum dipastikan apakah akan dilanjutkan oleh generasi penerus.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Gitta Wahyu Cahyani

Sumber: Promedia

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X