JAKARTA INSIDER - Jika kita melancong ke Jalan H Soleh RT 02/07 Kelurahan Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur, kita akan disuguhkan suasana kebhinekaan yang kuat.
Keberagaman agama, etnis dan budaya sangat melebur di wilayah ini.
Masjid ini dulunya rumah tinggal kakek. Salah satu bukti toleransi dan bersatunya keberagaman di lokasi ini, bisa dilihat dari satu bangunan masjid yang terhampar di lahan seluas kurang lebih 793 meter persegi dengan luas bangunan 297,5 meter persegi.
Dengan arsitektur bergaya kelenteng yang didominasi warna merah dipandu dengan ornamen Gigi Balang khas Betawi pada lisplang, masjid yang diberi nama Tjia Kang Ho ini jadi potret akulturasi budaya Tionghoa, Islam dan Betawi.
Baca Juga: Pelanggar kendaraan roda dua dominasi penindakan Operasi Keselamatan Jaya 2024
Menurut Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Tjia Kang Ho, Muhammad Wildan Hakiki, nama masjid ini diambil dari nama kakeknya sebelum memeluk Islam dan mengganti nama menjadi H. Abdul Soleh.
"Sebelum mualaf, kakek bernama Tjia Kang Ho. Masjid ini dulunya rumah tinggal kakek. Setelah rapat keluarga, disepakati untuk dibangun masjid," tuturnya.
Dikatakan Wildan, agar tidak menghilangkan kultur warisan nenek moyangnya maka masjid dibangun menyerupai kelenteng, mengambil contoh Masjid Al-Imtizaj di Jalan Banceuy, Kota Bandung, Jawa Barat.
Kemudian Masjid Muhammad Cheng Hoo di Jalan Gading, No. 2, Ketabang, Kecamatan Genteng, Kota Surabaya, Jawa Timur, serta Masjid Tan Kok Liong di Cibinong, Jawa Barat.
"Pembangunan masjid ini digagas ayah saya, Budiyanto Tjia, untuk menyiarkan agama Islam di wilayah ini," ungkap Wildan.
Wildan menjelaskan, Masjid Tjia Kang Hoo ini memiliki lima bagian pagoda yang mencerminkan Rukun Islam, yakni Syahadat, Salat, Zakat, Puasa, dan Naik Haji bagi yang mampu.
Kemudian, bagian pagoda di atap induk terdiri tiga susun yang mencerminkan rukun atau kerangka dasar beragama yang benar sebagai jalan menuju Surga yaitu Iman, Islam, dan Ihsan.
Pagoda kecil dibangun dua susun memiliki arti untuk mencapai kebahagiaan dunia, akhirat yang perlu ditempuh hubungan dengan Allah dan sesama makhluk hidup, baik manusia maupun makhluk hidup lain.
Artikel Terkait
Pengelolaan Sampah Inovatif Di Dki Jakarta! Temukan Bagaimana TPS 3R Di Ciracas Dan Rawasari Mengubah Cara Kita Melihat Sampah
Relawan RUMI Siap Birukan GBK dan Jakarta Pada Tanggal Ini
KVIBES.ID hadirkan kompetisi antar fandom untuk KPOP fans di Jakarta, komunitas senang dan menantikan
Advokat Banuara Sianipar Cs gugat pailit PT Freeport Indonesia soal PKPU di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
Mantap! Diisi atlet voli top Nasional, Jakarta Elektrik PLN kian optimistis hadapi Proliga 2024