Masjid Tjia Kang Ho Potret Akulturasi Budaya Tionghoa, Islam dan Betawi

photo author
- Jumat, 15 Maret 2024 | 11:11 WIB
Masjid Tjia Kang Ho. (Foto: Nurito - Beritajakarta.id)
Masjid Tjia Kang Ho. (Foto: Nurito - Beritajakarta.id)

JAKARTA INSIDER - Jika kita melancong ke Jalan H Soleh RT 02/07 Kelurahan Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur, kita akan disuguhkan suasana kebhinekaan yang kuat.

Keberagaman agama, etnis dan budaya sangat melebur di wilayah ini.

Masjid ini dulunya rumah tinggal kakek. Salah satu bukti toleransi dan bersatunya keberagaman di lokasi ini, bisa dilihat dari satu bangunan masjid yang terhampar di lahan seluas kurang lebih 793 meter persegi dengan luas bangunan 297,5 meter persegi.

Dengan arsitektur bergaya kelenteng yang didominasi warna merah dipandu dengan ornamen Gigi Balang khas Betawi pada lisplang, masjid yang diberi nama Tjia Kang Ho ini jadi potret akulturasi budaya Tionghoa, Islam dan Betawi.

Baca Juga: Pelanggar kendaraan roda dua dominasi penindakan Operasi Keselamatan Jaya 2024

Menurut Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Tjia Kang Ho, Muhammad Wildan Hakiki, nama masjid ini diambil dari nama kakeknya sebelum memeluk Islam dan mengganti nama menjadi H. Abdul Soleh.

"Sebelum mualaf, kakek bernama Tjia Kang Ho. Masjid ini dulunya rumah tinggal kakek. Setelah rapat keluarga, disepakati untuk dibangun masjid," tuturnya.

Dikatakan Wildan, agar tidak menghilangkan kultur warisan nenek moyangnya maka masjid dibangun menyerupai kelenteng, mengambil contoh Masjid Al-Imtizaj di Jalan Banceuy, Kota Bandung, Jawa Barat.

Baca Juga: Nol Karbon dan KPH Wilayah III Aceh bekerjasama dalam program Blue Carbon di kawasan mangrove pesisir Aceh Timur

Kemudian Masjid Muhammad Cheng Hoo di Jalan Gading, No. 2, Ketabang, Kecamatan Genteng, Kota Surabaya, Jawa Timur, serta Masjid Tan Kok Liong di Cibinong, Jawa Barat.

"Pembangunan masjid ini digagas ayah saya, Budiyanto Tjia, untuk menyiarkan agama Islam di wilayah ini," ungkap Wildan.

Wildan menjelaskan, Masjid Tjia Kang Hoo ini memiliki lima bagian pagoda yang mencerminkan Rukun Islam, yakni Syahadat, Salat, Zakat, Puasa, dan Naik Haji bagi yang mampu.

Baca Juga: Presiden Amerika Joe Biden kasih ucapan selamat via surat resmi ke Prabowo, unggul dalam Pilpres 2024

Kemudian, bagian pagoda di atap induk terdiri tiga susun yang mencerminkan rukun atau kerangka dasar beragama yang benar sebagai jalan menuju Surga yaitu Iman, Islam, dan Ihsan.

Pagoda kecil dibangun dua susun memiliki arti untuk mencapai kebahagiaan dunia, akhirat yang perlu ditempuh hubungan dengan Allah dan sesama makhluk hidup, baik manusia maupun makhluk hidup lain.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: St Shofia Munawaroh LI

Sumber: Beritajakarta.id

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X