JAKARTA INSIDER - Pemerintahan Pak Jokowi telah menetapkan Flores sebagai Pulau Geothermal melalui Surat Keputusan Menteri ESDM Nomor 2268 K/30/MEM/2017.
Ini merupakan sebuah keputusan yang vital dengan 17 lokasi tersebar di 6 kabupaten yang dijadikan tempat Proyek Strategis Nasional.
Namun, keputusan ini telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan warga setempat.
Baca Juga: Poland Festival 2023: Merayakan kekayaan Polandia di 5 kota Indonesia
Sejak penetapan tersebut, ketegangan muncul di berbagai lokasi proyek.
Warga merasa gelisah dengan kehadiran proyek geothermal ini di wilayah mereka.
Banyak dari mereka merasa khawatir karena lokasi pengeboran terlalu dekat dengan ruang hidup mereka.
Namun, warga tidak tinggal diam.
Mereka mengorganisir diri, belajar lebih banyak tentang geothermal, dan melihat pengalaman dari tempat-tempat lain.
Mereka berupaya mempertahankan ruang hidup mereka dengan mengkomunikasikan keberatan mereka kepada pemerintah dan lembaga-lembaga terkait.
Baca Juga: Tak disangka! Universitas Surapati, tempat tersembunyi para calon pengusaha sukses
Sejumlah warga di Wae Sano dan Pocoleok mengambil langkah serupa dengan menyurat kepada Bank Dunia, World Bank, dan Bank Pembangunan Jerman untuk mengekspresikan ketidaksetujuan mereka terhadap proyek ini.
Mereka dengan tegas menyatakan penolakan mereka terhadap pengeboran di kampung mereka.
Artikel Terkait
Banyak yang belum tahu, ini arti di balik nama Respati di Universitas Respati Indonesia
Tak disangka! Universitas Surapati, tempat tersembunyi para calon pengusaha sukses
Institut Kesenian Jakarta (IKJ): Membangun seni, budaya, dan kreativitas di pusat Ibukota
Expo Day Poland Festival 2023 di Grand Lucky Pantai Indah Kapuk Jakarta hadirkan Polandia untuk Indonesia
Poland Festival 2023: Merayakan kekayaan Polandia di 5 kota Indonesia