Tim Arkeolog temukan misteri di balik topeng mumi Raja Tutankhamun, apakah awalnya dibuat untuk Nefertiti?

photo author
- Senin, 3 Februari 2025 | 13:34 WIB
Tim Arkeolog temukan misteri di balik topeng mumi Raja Tutankhamun, apakah awalnya dibuat untuk Nefertiti?
Tim Arkeolog temukan misteri di balik topeng mumi Raja Tutankhamun, apakah awalnya dibuat untuk Nefertiti?

JAKARTA INSIDER - Penemuan makam Firaun Tutankhamun merupakan salah satu penemuan arkeologi terpenting dalam sejarah dunia. 

Di dalam makamnya, banyak harta-harta yang disediakan bagi sang firaun sebagai bekal di alam baka. Salah satu harta yang terkenal adalah topeng pemakaman yang ikonik.

Meski ditemukan di makam Tutankhamun, topeng emas tersebut tidak dibuat untuk sang firaun muda. Hal ini diungkap lewat sebuah penelitian.

Baca Juga: Misteri bangsa Nisnas berwujud manusia setengah hewan yang tinggal di Bumi sebelum Nabi Adam diturunkan

Pemeriksaan ulang topeng Raja Tutankhamun oleh para peneliti dari Universitas York menunjukkan beberapa elemen tidak biasa. 

Elemen-elemen tersebut menunjukkan bahwa topeng emas ikonik itu awalnya dibuat untuk wanita berstatus tinggi atau anak-anak. 

“Dan dasar teori ini bermuara pada satu detail yang kecil: lubang anting,” tulis Austin Harvey di laman All That’s Interesting.

Baca Juga: Para ilmuwan tengah bersiap umumkan jam kiamat yang dekat dengan Bumi, imbas ancaman nuklir Rusia ke Ukraina hingga ketegangan Timur Tengah

Makam Firaun Tutankhamun ditemukan pada tahun 1922 oleh arkeolog Howard Carter.

 Sejak itu, raja muda tersebut menjadi salah satu tokoh paling terkenal dalam sejarah Mesir kuno. Para peneliti terus melakukan pemeriksaan terhadap makam, mumi, dan topeng Raja Tut. 

Namun sebuah studi baru menemuan satu detail yang terlewatkan — lubang di telinga topeng.

Baca Juga: Tak hanya mandi wajib, ini 4 jenis mandi yang wajib wanita muslimah tahu!

Lubang pada anting-anting merupakan hal yang tidak biasa bagi seorang penguasa pria dewasa di Mesir kuno. 

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ayatul Nissa Rahmadani

Sumber: History

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X