teknologi

Bagaimana operasi Teknologi Modifikasi Cuaca dilakukan sehingga bisa mencegah banjir dan kekeringan? Simak!

Selasa, 3 Januari 2023 | 11:17 WIB
Ilustrasi. Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca untuk mencegah banjir dan kekeringan dengan menyemai garam di langit

 

JAKARTA INSIDER - Teknologi Modifikasi Cuaca yang kini hangat diperbincangkan, ternyata telah dilakukan di Indonesia sejak 1977.

Dikenal dengan istilah hujan buatan, ide membuat Teknologi Modifikasi Cuaca muncul saat Presiden Soeharto melihat pertanian di negara Thailand yang cukup maju.

Setelah mengamati, Presiden Soeharto pun jatuh pada kesimpulan bahwa majunya pertanian di negeri gajah putih itu disebabkan karena suplai kebutuhan air pertanian dibantu oleh Teknologi Modifikasi Cuaca.

Baca Juga: Jawa Tengah dilanda banjir, pemerintah kucurkan dana siap pakai Rp4,25 miliar untuk tangani banjir

Kemudian, Presiden Soeharto pun mengutus Menristek BJ Habibie untuk mempelajari Teknologi Modifikasi Cuaca.  Dan, pada 1977, proyek percobaan hujan buatan pertama dimulai dengan asistensi dari Thailand. Fokusnya untuk mendukung sektor pertanian dengan cara mengisi waduk-waduk strategis baik untuk kebutuhan PLTA atau irigasi.

Kekinian, Teknologi Modifikasi Cuaca telah berkembang pesat. Tak hanay untuk pertanian, kini TMC juga digunakan untuk mitigasi bencana.

Hal ini seiring dengan frekuensi bencana hidrometeorologi semakin meningkat dalam satu dekade terakhir. Bencana meliputi kebakaran hutan dan lahan, longsor, dan banjir.

Baca Juga: Telah dipakai sejak 1977, Teknologi Modifikasi Cuaca awalnya untuk mendukung pertanian. Ide Presiden Soeharto

Tren permintaan TMC kemudian meluas sesuai kebutuhan, seperti penanggulangan kebakaran hutan dan pembasahan lahan gambut, penangulangan banjir dan pengurangan curah hujan ekstrem, hingga pengamanan infrastruktur dan acara besar kenegaraan.

Pertama kali, operasi TMC yang bertujuan untuk mengurangi curah hujan diaplikasikan untuk mendukung kelancaran penyelenggaraan SEA Games XXVI Palembang 2011, kemudian dilakukan untuk penanggulangan banjir Jakarta pada 2013, 2014, dan 2020, MotoGP Mandalika 2022, hingga yang terakhir KTT G20 2022.

Saat pergantian tahun 2022 ke 2023, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi selama sepekan sejak periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023, sejumlah wilayah Indonesia, khususnya Pulau Jawa, berpotensi mengalami hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat.

Baca Juga: Menteri Pertahanan Turki sebut serangan Israel terhadap Bandara Internasional Damaskus tidak fair!

Atas dasar itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui surat resminya pada 23 Desember 2022, meminta BRIN untuk melaksanakan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca di wilayah Jawa Barat.

Halaman:

Tags

Terkini

8 Fakta China Hidup di Teknologi Masa Depan

Selasa, 23 September 2025 | 15:59 WIB

Daftar Jet Tempur Tercepat di Dunia, Rusia Paling Unggul

Minggu, 21 September 2025 | 09:44 WIB