Untuk itu, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama dengan (BNPB), BMKG, dan TNI-AU melakukan operasi TMC, untuk mengantisipasi cuaca ekstrem di Jawa Barat. Hal ini dilakukan untuk mengurangi intensitas curah hujan selama periode Nataru.
Koordinator Laboratorium Pengelolaan Teknologi Modifikasi Cuaca BRIN Budi Harsoyo menyatakan, operasi TMC difokuskan pada tiga titik rawan banjir jalur transportasi darat di area Pantura, yakni di Jembatan Cipunegara, km 136, dan km 151 ruas Tol Cipali.
Budi Harsoyo menjelaskan, dalam pelaksanaan operasi ini juga memperhatikan informasi kejadian bencana yang dirilis oleh BNPB, seperti banjir atau longsor.
“Di titik-titik yang terjadi banjir atau longsor kita akan coba hindari penyemaian garam (NaCl), paling aman adalah menyemai di wilayah perairan laut, sehingga hujan dapat diturunkan di laut,” katanya, di tengah persiapan operasi TMC di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (29/12/2022).
Dalam operasi TMC tersebut, BRIN mengerahkan 15 personel peneliti dan perekayasa.
Setiap hari, tim operasi TMC merencanakan enam sorti penerbangan penyemaian awan. Namun, aktualnya menyesuaikan dengan seberapa tinggi potensi hujannya.
Saat pelaksanaan operasi TMC, ulas Budi, tim juga mencoba untuk mendistribusikan curah hujannya.
Baca Juga: Tiga negara yang berpotensi menjadi lawan timnas Indonesia di semifinal piala AFF 2022
“Artinya, tidak mungkin meniadakan hujan sama sekali kalau potensi ancamannya sudah sedemikian tinggi. Tapi kita akan mencoba mengupayakan meredistribusi curah hujannya, baik secara spasial, maupun temporal,” jelas peneliti BRIN tersebut.
Waktu terbang hanya sejak pagi sampai dengan batas matahari terbenam, sekitar pukul 17.15 WIB. Hal ini mengingat penerbangan modifikasi cuaca merupakan penerbangan berisiko tinggi.
Kepala Dinas Penerangan TNI AU Indan Gilang menambahkan, operasi TMC direncanakan berlangsung selama periode 25 Desember 2022 sampai 3 Januari 2023, dengan didukung oleh dua unit armada pesawat Cassa 212-200 yang didatangkan dari Skadron Udara 4 Lanud Abdulrahman Saleh, Malang.
Baca Juga: Meski cuaca ekstrem, pemerintah terus bangun hunian tetap untuk korban gempa Cianjur
Untuk operasi ini, total kru yang dilibatkan berjumlah 22 orang.
Sampai dengan Kamis (29/12/202), garam yang disemai kurang lebih 8,8 ton, dengan jumlah jam terbang 20 jam dalam 12 sorti. Setiap sorti penerbangan, pesawat Cassa membawa 800 kg garam.