JAKARTA INSIDER - Program adopsi teknologi 4.0 menurut pengakuan dari para pelaku startup nasional, program adopsi itu telah meningkatkan bisnis usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Teknologi 4.0 ini merupakan teknologi modern yang bekerja di setiap aktivitas ekonomi dari produksi hingga konsumsi.
Pemanfaatan transaksi secara online merupakan kunci bisnis dari pelaku UMKM agar mampu berkembang dan tetap bertahan. Justru Covid-19 mendorong pertumbuhan UMKM di e-commerce.
Co-Founder dan CEO Qasir, Rachmat Anggara, mengakui meski dalam beberapa waktu terakhir telah terjadi transformasi digital. Tetapi pada kenyataannya masih ada pegiat UMKM yang bisnisnya sulit berkembang. Transaksi bisnisnya bisa divalidasi adala kunci agar UMKM berkembang dan membantu pemulihan ekonomi.
Baca Juga: Sidang Ferdy Sambo, Jaksa dinilai tidak runut bacakan dakwaan
Bisa membuka akses permodalan hingga membantu pemulihan ekonomi harus dengan memiliki catatan yang tervalidasi.
Beberapa kasus yang ditemukan, sebenarnya pendapatan pedagang cukup besar. Ada pedagang yang bisa meraup penghasilan hingga Rp1,5 juta sampai dengan Rp5 juta per hari. Tapi kalau melihat 10-20 tahun ke belakang usahanya begitu-begitu saja, padahal kalau melihat penghasilannya sebesar itu seharusnya bisa lebih bagus lagi. Misalnya dari pakai gerobak menjadi pakai ruko. Ini semua karena tidak ada pencatatan yang memadai,” ungkap Rachmat Anggara dalam diskusi daring “UMKM Go Online Virtual Expo 2022” dengan tema “Penggunaan Teknologi 4.0 untuk UMKM”, Minggu (9/10/2022).
Biaya operasional jadi lebih murah, praktis, stok barang tercatat rapi, jumlah penjualan bisa langsung ketahuan dan lebih menghemat waktu, dengan sistem pencatatan yang baik dan digunakan secara rutin.
Menurut Rahmat, ketika catatan tervalidasi maka akan memudahkan UMKM dalam mengajukan permohonan dana. Maka pengelola bisnis bisa memberikan informasi kepada bank atau calon investor mengenai data penjualan yang akurat dan perkembangan usaha dari tahun ke tahun.
Pelaku usaha sebanyak 1 juta lebih telah bergabung dengan Qasir dari 514 kota di seluruh indonesia. 12 ribu pelaku usaha yang telah dibantu dengan aplikasi Qasir mampu meningkatkan skala usahanya dari usaha mikro menjadi usaha kecil. Sampai saat ini pun ada 30 triliun transaksi yang tercatat di Qasir.
Baca Juga: Hasbi Anshory: Anies Baswedan jadi energi perjuangan Partai Nasdem menatap tahun politik 2024
Menurut Trias Puspita Hayati dari SIRCLO, aplikasi aggregator marketplace dan e-commerce, mengatakan sebanyak 38,6 persen konsumen sering berbelanja daring dengan frekuensi sebanyak 1-3 kali dalam satu bulan. Yang perlu diperhatikan oleh pelaku UMKM yang masuk ke ekosistem digital adalah mencermati perilaku belanja konsumen di indonesia.
Sekitar tanggal 25-28 biasanya konsumen melakukan belanja online setiap bulan. Konsumen harus merogoh kocek mereka rata-rata Rp250 ribu untuk sekali belanja.