JAKARTA INSIDER - Bank Syariah Indonesia belum lama ini menjadi sasaran serangan LockBit, sebuah ransomware yang dirancang khusus untuk menghalangi akses pengguna terhadap sistem komputer hingga uang tebusan dibayarkan.
Ransomware ini telah menjadi ancaman serius bagi berbagai organisasi, termasuk korporasi dan lembaga pemerintah.
Serangan ini bukan hanya menyebabkan gangguan operasional, tapi juga berpotensi mengeksploitasi data dan informasi penting untuk kepentingan pihak yang tidak bertanggung jawab.
Dilansir oleh Jakarta Insider melalui kaspersky.com.
LockBit, yang sebelumnya dikenal sebagai "ABCD" ransomware, adalah jenis ransomware yang dikenal sebagai 'crypto virus'.
Ini berarti, LockBit meminta tebusan berupa pembayaran finansial sebagai imbalan atas dekripsi.
Baca Juga: Misteri baru Twitter terungkap, Linda Yaccarino adalah CEO baru yang dipilih oleh Elon Musk!
Serangan LockBit ini sejatinya dimulai pada September 2019, dengan target meliputi berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, China, India, Indonesia, dan Ukraina, serta beberapa negara di Eropa.
Salah satu ciri khas LockBit adalah kemampuannya untuk menyebar sendiri tanpa perlu arahan manual, berbeda dengan ransomware lain yang sering kali memerlukan waktu bertahun-tahun untuk menyelesaikan rekognisi dan pengawasan.
Setelah sistem awal terinfeksi, LockBit dapat menemukan host lain yang dapat diakses, menghubungkannya, dan menyebarkan infeksi dengan skrip.
Serangan LockBit biasanya melibatkan tiga tahap utama: Eksploitasi, infiltrasi, dan penyebaran.
Eksploitasi awal melibatkan taktik manipulasi sosial seperti phishing atau serangan brute force pada server dan sistem jaringan organisasi.
Baca Juga: Hanan Attaki baiat ke Nadhlatul Ulama, inilah respon kader GP Ansor