Penjelasan Astronom terkait perbedaan Lebaran Idul Fitri 1 Syawal 1444 H antara Muhammadiyah dan Pemerintah

photo author
- Rabu, 19 April 2023 | 09:00 WIB
Ilustrasi Shalat Idul Fitri. Peneliti BRIN memberikan penjelasan ilmiah terkait perbedaan penetuan lebaran Idul Fitri 1 Syawal 1444 H
Ilustrasi Shalat Idul Fitri. Peneliti BRIN memberikan penjelasan ilmiah terkait perbedaan penetuan lebaran Idul Fitri 1 Syawal 1444 H

JAKARTA INSIDERLebaran Idul Fitri 1 Syawal 1444 H tahun ini akan dilaksanakan berbeda oleh sebagian umat Muslim Indonesia.

Jauh hari, Muhammadiyah telah mengumumkan Lebaran Idul Fitri 1 Syawal 1444 H akan jatuh pada 21 April 2023. Penetapan ini melalui Maklumat Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Nomor 1/M/MLM/I.0/2023 yang diumumkan pada Senin 6 Februari 2023.

Sedangkan penetapan Lebaran Idul Fitri 1 Syawal 1444 H oleh Nahdlatul Ulama (NU) menunggu keputusan sidang isbat dari pemerintah.

Baca Juga: Akar perbedaan penetapan Idul Fitri 1 Syawal 1444 H, begini Menag Yaqut menanggapi

Adapun pemerintah akan melaksanakan sidang isbat pada 29 Ramadan untuk menentukan kapan hari lebaran Idul Fitri 1 Syawal 1444 H. Artinya, tahun ini sidang isbat akan dilakukan esok hari, tepatnya pada Kamis, 20 April 2023.

Yang masih menjadi pertanyaan bagi khalayak, apa yang mendasari perbedaan penetapan Lebaran Iduf Fitri 1 Syawal 1444 H? Apakah perbedaan ini bisa dijelaskan secara ilmiah?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Peneliti Astronomi dan Astrofisika BRIN, Thomas Djamaluddin dalam keterangan tertulisnya menjelaskan perbedaan kedua sistem penentuan hari Lebaran Idul Fitri 1 Syawal 1444 H.

Baca Juga: Viral koper penumpang dibobol dan HP hilang, Batik Air berikan penjelasan

Menurut Thomas, pada waktu maghrib 20 April 2023, posisi bulan di Indonesia belum memenuhi kriteria baru MABIMS (Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura), yakni tinggi minimal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat.

Namun posisi bulan saat itu telah masuk kriteria wujudul hilal. Merujuk pada kriteria MABIMS maka lebaran pada 22 April 2023, sedangkan wujudul hilal terjadi satu hari sebelumnya 21 April 2023.

Pertanyannya, mengapa pelaksanaan awal Ramadhan di Tanah Air bisa dilakukan secara serempak? Menurut Thomas, hal ini karena pada maghrib 22 Maret 2023 posisi bulan di Indonesia sudah masuk kriteria MABIMS.

Baca Juga: Tak temukan unsur pidana, Polda Lampung resmi hentikan penyidikan kasus Tiktoker Bima Yudho

"Jadi seragam versi (3-6,4) dan (WH) bahwa 1 Ramadan 1444 pada 23 Maret 2023," ungkap Thomas.

Thomas menjelaskan jika penentuan awal puasa menggunakan kriteria yang disepakati bersama. Di Indonesia juga dikenal dua metode penetapan jadwal puasa. Ada metode hisab (perhitungan) dan rukyat (pengamatan).

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Sukowati Utami JI

Sumber: BRIN

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

8 Fakta China Hidup di Teknologi Masa Depan

Selasa, 23 September 2025 | 15:59 WIB

Daftar Jet Tempur Tercepat di Dunia, Rusia Paling Unggul

Minggu, 21 September 2025 | 09:44 WIB
X