Akar perbedaan penetapan Idul Fitri 1 Syawal 1444 H, begini Menag Yaqut menanggapi

photo author
- Selasa, 18 April 2023 | 22:18 WIB
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas (gusyakut) menanggapi potensi perbedaan penetapan Idul Fitri 1 Syawal  1444 H antara pemerintah dan Muhammadiyah
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas (gusyakut) menanggapi potensi perbedaan penetapan Idul Fitri 1 Syawal 1444 H antara pemerintah dan Muhammadiyah

JAKARTA INSIDER - Perayaan Idul Fitri 1 Syawal 1444 H di Indonesia diprediksi tidak berbarengan. Muhammadiyah mengumumkan Lebaran jatuh pada 21 April 2023, sedangkan NU menunggu keputusan sidang isbat dari pemerintah.

Adapun Pemerintah akan melaksanakan sidang isbat pada 29 Ramadan untuk menentukan Idul Fitri 1 Syawal 1444 H. Artinya, tahun ini dilakukan pada 20 April 2023 mendatang.

Penetapan Idul Fitri 1 Syawal 1444 H belum bisa dilakukan disebabkan karena ketinggian hilal yang masih berada di bawah standar minimal imkan rukyah (visibilitas) atau kemungkinan hilal dapat terlihat, yaitu 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat.

Baca Juga: Viral koper penumpang dibobol dan HP hilang, Batik Air berikan penjelasan

Dalam tulisan Akar Perbedaan Penetapan Bulan Ramadhan dan Idul Fitri, data bulan tanggal 29 Ramadhan 1444 H atau 20 April 2023 berdasarkan markaz Jakarta menunjukkan ketinggian hilal masih berada pada 1 derajat 55 menit 43 detik dan elongasi 3 derajat 18 menit 23 detik dengan waktu hilal berlangsung selama 9 menit 29 detik.

Sementara ijtimak dilaksanakan pada Kamis Legi, 20 April 2023 pada pukul 11.16.38 WIB.

Ketua Lembaga Falakiyyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Sirril Wafa menjelaskan bahwa perbedaan penetapan awal bulan ini terjadi karena ketidaksamaan dalam pemahaman fiqihnya.

Sementara soal perhitungannya sendiri cenderung tidak jauh berbeda.

Baca Juga: Profil Inge Anugrah, yang setelah 16 tahun menikah digugat cerai suaminya, Ari Wibowo

“Kalau dari segi falakiyah, berbagai sistem perhitungan hasilnya cenderung sama atau tidak terpaut jauh. Perbedaan itu terjadi dari cara pemahaman fiqihnya,” kata Kiai Sirril Wafa dalam Awal Ramadhan 1444 H Bisa Bareng atau Berbeda.

Terkait potensi perbedaan jatuhnya 1 Syawal perhitungan pemerintah dengan Muhammadiyah. Menurutnya, Menteri Agama (Menag) RI Yaqut Cholil Qoumas menyebut bahwa perbedaan adalah keniscayaan yang seharusnya dapat dipahami bersama.

"Perbedaan itu menjadi rahmat kalau kita syukuri," kata dia di kantor Kementerian Agama (Kemenag) RI, Jakarta, Selasa (18/4/2023).

Baca Juga: Penting untuk pemudik Lebaran! Daftar lokasi rest area di jalan Tol Trans Jawa yang terdapat SPBU

"Saya kira tidak ada perselisihan, perbedaan itu biasa yang penting bagaimana perbedaan yang ada tidak menyebabkan perpecahan," tambah dia.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Sukowati Utami JI

Sumber: nu.or.id

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X