Obat sirup Praxion aman dikonsumsi, bukan pemicu terjadinya gagal ginjal akut pada anak

photo author
- Rabu, 8 Februari 2023 | 21:37 WIB
Kasus gagal ginjal pada anak masih terjadi di awal 2023 di mana balita 1 tahun meninggal dunia di DKI dan penyebabnya masih diselediki. (Dok. upk.kemkes.go.id)
Kasus gagal ginjal pada anak masih terjadi di awal 2023 di mana balita 1 tahun meninggal dunia di DKI dan penyebabnya masih diselediki. (Dok. upk.kemkes.go.id)

2. Praxion dengan kandungan paracetamol 120 mg/5 ml, bentuk sediaan suspensi, kemasan dus botol plastik @60 ml dengan nomor izin edar DBL0521631433A1.

3. Praxion Forte dengan kandungan paracetamol 250 mg/5 ml, bentuk sediaan suspensi, kemasan dus botol plastik @60 ml dengan nomor izin edar DBL0521631433B1

Baca Juga: Curhat di private jet, Dinar Candy singgung orang yang suka culas dan penipu: Keculasan mereka fikir akan…

Obat sirup Praxion kemudian dilakukan
pengujian sampel di laboratorium Pusat Pengembangan Pengujian Obat dan Makanan Nasional (PPPOMN) BPOM.

"Dari hasil pengujian tujuh sampel, hasilnya adalah memenuhi syarat. Artinya memenuhi ketentuan dan standar di farmakope Indonesia," kata Plt. Deputi Bidang Pengawasan Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan Zat Adiktif BPOM, Togi Junice Hutadjulu.

Togi Junice Hutadjulu menjelaskan, tujuh sampel yang diuji merupakan sampel sirup obat dan bahan baku, yang terdiri atas sampel sirop obat sisa pasien, sirop yang beredar di pasaran, sampel di tempat produksi dengan batch sama, sampel sirop dengan batch yang berdekatan dengan sirop obat pasien.

Baca Juga: Biang masalah! Jepang kecam Rusia atas kependudukan illegal terkait pantai Hokkaido di teritorial Utara

Kemudian sampel bahan baku sorbitol, dan dua produk sirop lain yang menggunakan bahan baku dengan nomor batch sama.

Togi Junice Hutadjulu menegaskan, pengujian sampel di laboratorium Pusat Pengembangan Pengujian Obat dan Makanan Nasional (PPPOMN) BPOM telah memenuhi standar Badan Kesehatan Dunia (WHO) sehingga dapat dipastikan akurasinya.

"Hasil pengujian dapat diyakini validitasnya untuk mendukung hasil pengawasan BPOM," ujar Togin
Junice Hutadjulu.

Baca Juga: Komitmen Pemerintah untuk berantas korupsi tak pernah surut, Presiden Jokowi: Tanpa pandang bulu!

BPOM terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait seperti Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Laboratorium Kesehatan Daerah DKI Jakarta, Ikatan Dokter Anak Indonesia, ahli epidemiologi dan farmakologi guna melakukan investigasi penyebab kematian balita tersebut.

"Langkah ini diambil untuk memastikan penyebab dan faktor risiko penyebab GGAPA tersebut," ujar Togi Junice.

BPOM mengimbau agar masyarakat waspada dan terus berhati-hati untuk membeli serta mengonsumsi obat-obatan.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Jeki Purwanto

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X