JAKARTA INSIDER - Gempa maut mengguncang beberapa provinsi di Turki dan Suriah pada Senin (6/2/2023) kemarin.
Gempa dengan kekuatan M7.8 itu meluluhlantahkan bangunan-bangunan yang awalnya berdiri kokoh.
Teriakan minta tolong korban dari bawah reruntuhan bangunan masih terus terdengar.
Pemerintah dibantu warga setempat hingga ini masih melakukan proses pencarian korban.
Korban jiwa pun berjatuhan dan diperkirakan akan terus bertambah.
Hingga kini tercatat korban meninggal capai 5.000 jiwa dalam bencana gempa dasyat yang melanda Turki dan Suriah.
Bahkan menurut WHO, korban gempa maut Turki diperkirakan terus bertambah hingga 8 kali lipat.
Hal tersebut karena adanya gempa susulan yang berkekuatan M7.5, sehingga menyebabkan korban jiwa terus bertambah.
Recep Tayyip Erdogan selaku Presiden Turki mengumumkan keadaan darurat selama tiga bulan.
Baca Juga: Ikut terseret kasus dugaan KDRT Ferry Irawan, Denny Sumargo meminta maaf kepada pihak yang dirugikan
Keadaan darurat tersebut mencakup 10 provinsi di bagian selatan Turki yang dilanda gempa bumi dahsyat.
Ia juga menyatakan daerah tersebut sebagai zona bencana untuk meningkatkan upaya penyelamatan.
Langkah itu dilakukan saat jumlah korban tewas dari dua gempa bumi besar yang melanda Turki dan Suriah sudah melebihi angka 5.000.
Artikel Terkait
Bukan Putin dan Zelenskyy, Presiden asal negara ini siap kirim 60 tim penyelamat untuk bantu korban Turki
Gempa bumi Turki dan Suriah tewaskan 3700 jiwa, dari bawah reruntuhan mereka merintih putus asa
Lima gempa terdahsyat di Timur Tengah yang tercatat dalam sejarah, termasuk di Turki dan Suriah
Alasan Turki menjadi negara yang rentan gempa bumi ternyata karena hal ini
Perdana Menteri Malaysia turut berduka cita kepada Turki dan Suriah akibat gempa maut yang memakan ribuan jiwa