Peringati Hari Kanker Sedunia, Pemerintah berupaya tekan risiko kematian dengan program deteksi dini kanker

JAKARTA INSIDER – Peringati Hari Kanker, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan berupaya meningkatkan program deteksi dini kanker.

Hal ini dilakukan oleh Kemenkes tak lain agar risiko kematian akibat penyakit kanker bisa semakin ditekan.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Maxi Rein Rondonuwu mengatakan bahwa angka kematian akibat kanker bisa ditekan.

Baca Juga: Israel galau! Amerika desak kirimkan senjata ke Ukraina dan Rusia ancam tel Aviv harus bersikap hati-hati

Caranya adalah dengan melakukan pemeriksaan secara berkala agar dapat mendeteksi kanker sedini mungkin.

Pemeriksaan berkala ini menurut Maxi, dapat menekan risiko kematian akibat kanker 30 sampai 40 persen.

Selain itu, Maxi mengungkap bahwa penyakit kanker yang banyak terjadi di Indonesia adalah kanker payudara dan kanker serviks.

Baca Juga: Jurnalis Rusia dianggap sebar hoax, divonis in absentia 8 tahun penjara

Berdasarkan data yang diperoleh pemerintah pada tahun 2020, kasus kanker payudara mencapai 65.858 kasus sedangkan kanker serviks mencapai 36.633 kasus.

Oleh karenanya, Menkes mengadakan program deteksi dini kanker serviks dengan menggunakan metode inspeksi visual asetat atau IVA.

Deteksi dini kanker serviks karena infeksi rahim tak bergejala (antara)

Yang mana program ini dilakukan pada perempuaun dengan rentang usia 30 hingga 50 tahun atau perempuan yang sudah pernah melakukan hubungan seksual.

Baca Juga: Rusia rencanakan serangan mematikan persiapkan 500.000 pasukan militer, rekrut mahasiswa dan pengangguran

Untuk melakukan adanya tanda-tanda kanker pada leher Rahim, pemeriksaan menggunakan metode IVA bisa dilakukan setahun sekali.

Sedangkan untuk mendeteksi dini adanya kanker payudara, pemerintah berusaha mengadakan pemeriksaan rutin secara mandiri.