JAKARTA INSIDER - Sejak Partai Nasdem mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai Capres 2024, awal Oktober tahun lalu, hubungan Presiden Jokowi, PDIP dan Partai Nasdem dalam koalisi pemerintah seperti tak hamonis lagi.
Isu menteri asal Partai Nasdem direshuffle mulai bergulir. Terlebih lagi Anies Baswedan oleh beberapa kalangan diposisikan sebagai antitesa Presiden Jokowi. Isu menteri asal Nasdem direshuffle pun semakin kencang.
Desakan kepada Presiden Jokowi untuk mereshuffle para menterinya datang dari Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat.
Baca Juga: Siap-siap! Tilang manual kembali diberlakukan, begini penjelasan polisi
Tanpa tedeng aling-aling, Djarot Saiful Hidayat langsung menunjuk hidung menteri asal Partai Nadem yang perlu dievaluasi kinerjanya oleh Presiden Jokowi.
Dua menteri dimaksud adalah Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo dan Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup, Siti Nurbaya.
"Evaluasi perlu dilakukan supaya ada satu darah baru yang segar, yang bisa mendukung penuh kebijakan pak Jokowi untuk menuntaskan janji-janji kampanyenya," ujar Djarot di Menteng, Jakarta. (23/12).
Baca Juga: Onic Esport berhasil amankan slot Upper Bracket M4
Djarot Saiful Hidayat kemudian menyinggung masalah impor beras. Di tengah gembar-gembor swasembada beras, harga beras malah naik. Pada saat masuk musim panen dan harga beras naik, malah impor beras.
"Ini yang bikin kita prihatin. Kasian petaninya kalau seperti ini," ujar Djarot Saiful Hidayat.
Dijelaskan Djarot Saiful Hidayat, dalam rapat dengan pemerintah, Komisi IV meminta Kementerian Pertanian untuk membuka semua data. Baik itu dari BPS, Kementan, BULOG, dan Badan Pangan Nasional.
"Dari data-data ini katanya kita tidak perlu impor karena masih cukup. Tapi kenyataannya, ada impor beras. Yang penting harga beras stabil, petaninya bisa untung. Ini semua perlu dievaluasi," tegas Djarot Saiful Hidayat.
